Pada 2020, BBC mendaftarkan perempuan berdaya ini sebagai salah satu dari 100 wanita paling inspiratif dan berpengaruh.
Melalui semangat dan prestasinya, menteri muda ini dapat dibilang menjadi salah satu cerminan dari rencana ambisius UEA dalam bidang teknologi dan sains.
Baca juga: China Luncurkan Misi Pertama ke Mars sebagai Awal untuk Membangun Program Luar Angkasa Kelas Dunia
“Kehidupan saya sebagai orang yang lahir pada 1980-an sangat berbeda dengan kehidupan orang tua saya yang lahir di sini pada 40-an dan 50-an,” kata Amiri.
Di era orang tuanya dahulu, ia mengatakan bahwa rumah ayahnya disambungkan ke pembangkit listrik karena kekurangan listrik.
"Air yang mereka minum ada karat di dalamnya, warnanya kuning. Mereka harus menyaringnya dengan menggunakan kain," ujarnya.
Sebagai orang Emirat, Amiri kemudian mengatakan terobosan yang dilakukannya adalah salah satu upaya untuk perubahan besar dan monumental yang menurutnya diperlukan oleh bangsanya.
"Misi ke Mars Emirat telah...menginspirasi bangsa untuk melihat ke masa depan dan melihat ke langit," kata Amiri.
Baca juga: Luncurkan Pesawat Pertama ke Mars, Uni Emirat Arab Usung Misi Berbeda
Menurutnya, terobosannya menunjukkan bahwa kolaborasi lintas negara, geografi, keyakinan, dalam menghadapi tantangan yang luar biasa dapat menghasilkan hasil yang cemerlang untuk kepentingan bersama.
Perempuan hebat ini ternyata merupakan garis keturunan dari ibu yang juga memiliki jiwa semangat tinggi.
"Ibuku adalah lulusan perguruan tinggi. Dia adalah seorang guru yang sangat bersemangat dengan apa yang dia lakukan," kata Amiri.
Amiri sendiri selain sebagai seorang menteri, ia adalah seorang ibu dari dua anak, yang terdiri dari seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang merupakan penggemar berat "Star Wars".
Amiri mengatakan "tidak ada batasan" yang dihadapi dia di UEA, negara di mana perempuan menonjol di tingkat atas pemerintahan dan bisnis.
Baca juga: Cuaca Buruk, Peluncuran Misi Uni Emirat Arab ke Mars Diundur Jadi 20 Juli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.