Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Luftwaffe, AU Nazi Spesialis Serangan Kilat Blitzkrieg

Kompas.com - 26/01/2021, 16:23 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

BERLIN, KOMPAS.com - Adolf Hitler mendirikan Reich Luftwaffe pada 26 Februari 1935, sebagai dinas militer Jerman ketiga untuk melengkapi Angkatan Darat dan Angkatan Laut Reich.

Dalam dekrit yang ditandatanganinya, Hitler juga menunjuk Hermann Goering, pahlawan perang udara Jerman di Perang Dunia I yang juga petinggi Nazi, sebagai panglima AU Nazi yang baru.

Saat itu Jerman sebenarnya dilarang melakukan penerbangan militer sesuai Perjanjian Versailles yang mengakhiri Perang Dunia I.

Baca juga: Kisah Perang: Schwerer Gustav, Meriam Terbesar Sejagat Raya Milik Nazi

Namun, Lufthansa penerbangan sipil Jerman yang didirikan pada 1926, memberikan pelatihan penerbangan bagi orang-orang yang kemudian menjadi pilot Luftwaffe.

Fondasinya diletakkan oleh pesawat sipil dan kelompok paramiliter Freikorps

Melansir Encyclopaedia Britannica, Luftwaffe adalah bahasa Jerman yang berarti senjata udara. Angkatan bersenjata ini didirikan untuk pertahanan udara dan kelak melakukan invasi ke luar negeri.

Keberadaan Luftwaffe perlahan tersingkap ketika armadanya bertambah banyak, dan dipicu dengan pamer kekuatan yang dilakukan musuh.

Pada Maret 1935 Inggris mengenalkan Royal Air Force (RAF)-nya yang telah diperkuat, dan Hitler tak mau kalah, dia langsung mengungkap kekuatan Luftwaffe yang diam-diam tumbuh cepat.

Baca juga: Kisah Perang: 6 Meriam Terbesar yang Pernah Dipakai Bertempur

Menurut catatan History, kekuatan persenjataan Jerman meningkat cepat, dan sempat diprotes nggris serta Perancis karena dibuat diam-diam dan mereka gagal mengimbanginya.

Messerschmitt Bf 109 atau Me-109 pesawat tempur Jerman yang baru misalnya, jauh lebih canggih daripada lawan-lawannya di Inggris, Perancis, atau Rusia.

Pesawat itulah yang dipakai Luftwaffe. Salah satu serangan terbesarnya adalah di Guernica, Spanyol, dengan lebih dari 1.000 korban tewas pada April 1937.

Serangan kilat

Logo LuftwaffeWIKIMEDIA COMMONS Logo Luftwaffe
Luftwaffe dibentuk untuk menjalankan serangan kilat (blitzkrieg), strategi militer mematikan yang dikembangkan Jenderal Heinz Guderian.

Saat divisi panzer Jerman menerobos masuk jauh ke wilayah musuh, pesawat dive-bomber Luftwaffe menghancurkan pasokan dan jalur komunikasi musuh, membuat mereka panik.

Saat Perang Dunia II pecah pada September 1939, Luftwaffe memiliki 1.000 prajurit dan 1.050 pesawat pembom.

Satu per satu negara-negara musuh ditaklukkan Jerman dalam serangan kilat pada awal Perang Dunia II.

Setelah Perancis menyerah, Jerman mengalihkan Luftwaffe melawan Inggris untuk beradu langsung dengan RAF.

Baca juga: Kisah Perang: Christmas Truce, Ketika Natal Damaikan Jerman dan Inggris di Front Barat

Namun ternyata Luftwaffe bukan tandingan RAF dalam perang udara epik yang dikenal sebagai Pertempuran Britannia.

Meski RAF kalah jumlah, mereka menang teknologi radar, dan pesawat Spitfire-nya lebih gesit serta ditunjang faktor keberuntungan.

Perbandingannya, jika satu pesawat RAF jatuh maka ada dua burung besi Luftwaffe yang hancur.

Hitler tak mau kalah. Dia lalu mencoba mengebom London untuk menundukkan RAF, tetapi upayanya terhambat karena Luftwaffe kekurangan pesawat pembom jarak jauh.

Pada awal 1941, pertempuran Britannia berakhir dengan kegagalan bagi Jerman.

Baca juga: Kisah Perang: Tank Fury dan Cerita-cerita yang Tak Diungkap di Film

Tinggal nama dan dibangkitkan lagi

Potret tak bertanggal Kanselir Nazi Jerman Adolf Hitler (1889-1945). AFP PHOTO/HEINRICH HOFFMANN Potret tak bertanggal Kanselir Nazi Jerman Adolf Hitler (1889-1945).
Pertempuran melawan RAF menjadi kekalahan pertama Luftwaffe, yang kemudian disusul kegagalan-kegagalan berikutnya.

Belakangan tahun itu Hitler memerintahkan invasi ke Uni Soviet. Awalnya mereka sempat menang, tetapi Soviet melawan dengan sengit dan berhasil menumbangkan Luftwaffe.

Kekalahan berikutnya terjadi melawan Amerika Serikat, hingga akhirnya Luftwaffe hanya menyisakan nama saat invasi D-Day ke Normandia pada Juni 1944.

Akan tetapi AU Nazi bersejarah itu dibangkitkan lagi pada 1956 sebagai bagian integral dari jaringan pertahanan NATO di Eropa tengah.

Armadanya dilengkapi pesawat Amerika, pilot-pilot Jerman Barat juga diberi pelatihan penerbangan di Amerika Serikat.

Baca juga: Kisah Perang: Chuck Yeager, Manusia Pertama yang Menembus Kecepatan Suara

Hubungan Jerman-AS berakar dari kepraktiksan, karena lokasi seperti Lanud Holloman di New Mexico memiliki cuaca terbang yang lebih konsisten dibandingkan Jerman.

Kemudian sejak reunifikasi Jerman pada 1990 dan berakhirnya Perang Dingin, AU Jerman modern difokuskan ke perannya dalam struktur pertahanan NATO dan Eropa.

Dengan lebih dari 40.000 tentara dan sekitar 300 pesawat tempur, Luftwaffe menunjukkan bahwa armada udara Jerman tetap kuat dengan partisipasinya dalam misi NATO di Kosovo (1998-1999) dan Afghanistan (2001-2014).

Baca juga: Kisah Perang: Douglas Bader Pilot Tanpa Kaki yang jadi Legenda Inggris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com