Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekutu Trump Lancarkan Serangan Terakhir untuk Menjegal Joe Biden

Kompas.com - 03/01/2021, 11:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sekelompok senator AS yang dipimpin oleh sekutu Presiden Donald Trump melancarkan serangan terakhir untuk menggagalkan kemenangan Joe Biden.

Manuver itu dilakukan jelang pertemuan Kongres AS pada Rabu (6/1/2021), yang agenda utamanya mengukuhkan kemenangan Biden.

Dalam surat terbuka, 11 anggota senat yang dipimpin Senator Ted Cruz menuntut agar pertemuan itu ditunda setidaknya hingga 10 hari.

Baca juga: 140 Anggota Partai Republik Bersiap Batalkan Sertifikasi Joe Biden

Mereka meminta agar Kongres membentuk komisi khusus dan mengaudit adanya dugaan pelanggaran dalam Pilpres AS yang dihelat 3 November lalu.

"Dugaan kecurangan dan pelanggaran yang terjadi pada pemilu 2020 sangat melebihi yang kami kira," demikian pernyataan yang dibuat para senator.

Pernyataan itu menyarankan agar negara bagian yang diduga terjadi kecurangan bisa menghelat sesi khusus, dan diharapkan merevisi data mereka.

Surat terbuka itu ditanggapi oleh Trump dalam kicauannya Sabtu (2/1/2021). "Usaha untuk mencuri kemenangan besarku. Tak bisa dibiarkan!"

Si presiden me-ritwit 12 anggota senat yang mendukungnya. "Setelah mereka melihat faktanya, lebih banyak yang bakal mendukung. Negara ini mencintai mereka."

Namun seperti dilansir BBC dan AFP Minggu (3/1/2021), upaya sekutu presiden 74 tahun itu sangat mungkin tak akan dikabulkan pada Rabu.

Baca juga: Biden Kritik Rencana Vaksin Pemerintahan Trump Jauh Tertinggal di Belakang

Sebab, mayoritas senator diprediksi bakal memberikan suaranya kepada Joe Biden sebagai presiden ke-46 AS pada 6 Januari besok.

Ke-12 senator yang menulis pernyataan terbuka itu juga sadar upaya mereka untuk membalikkan situasi di detik-detik terakhir bakal buntu.

"Kami tak naif. Kami sadar butuh hampir semua Demokrat, dan sebagian kecil Republik, untuk mendukung kami," ulas mereka.

Selain senat, sekelompok politisi Republik yang berada di House of Representatives dilaporkan juga berniat menggugat hasil Pilpres AS.

Berdasarkan kontitusi, jika ada keberatan yang diajukan di parlemen, maka mereka wajib membahasnya selama dua jam sesi debat sebelum voting.

Baca juga: Joe Biden: Pemerintahan Trump Halang-halangi Proses Transisi

Skenario itu jelas mustahil lolos karena di level House of Representatives, Demokrat menjadi mayoritas. Sementara sejumlah senator Republik mengisyaratkan takkan mempermasalahkan hasilnya.

Bahkan, Pemimpin Mayoritas Mitch McConnell yang adalah Republik mengakui kemenangan Biden, dan meminta koleganya untuk tak memperkeruh keadaan.

Hingga detik ini, Trump masih menolak untuk mengakui kemenangan Biden, dan terus-menerus menyerukan adanya kecurangan tanpa didasari fakta.

Bahkan, dia sudah meminta para pendukungnya untuk melakukan demonstrasi dalam skala besar pada 6 Januari di depan Gedung Capitol.

Baca juga: Pemimpin Militer AS bersiap jika Trump Gunakan Cara Ini untuk Jegal Biden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com