Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boeing Max 737 Kembali Terbang Komersial, Setelah Dua Kecelakaan Tewaskan Ratusan Jiwa

Kompas.com - 30/12/2020, 14:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

WASHINGTON, KOMPAS.com - American Airlines menerbangkan Boeing 737 Max dengan penumpang berbayar dari Miami ke New York pada Selasa (29/12/2020).

Rute itu adalah penerbangan komersial pertama pesawat jenis tersebut di langit AS sejak dihentikan setelah dua kecelakaan mematikan.

Melansir AP, juru bicara maskapai menerangkan penerbangan Amerika 718 membawa 87 penumpang dengan pesawat 172 kursi. Penerbangan kembali dari Bandara LaGuardia ke Bandara Internasional Miami menampung 151 penumpang.

Bulan lalu, Federal Aviation Administration (FAA) menyetujui perubahan yang dilakukan Boeing ke sistem kontrol penerbangan otomatisnya. Sistem itu diduga menjadi penyebab kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia, yang menewaskan 346 orang secara keseluruhan.

Dalam kedua kecelakaan tersebut, sistem mendorong hidung pesawat ke bawah berulang kali, berdasarkan pembacaan sensor yang salah, dan pilot tidak dapat memperoleh kembali kendali.

Baca juga: Redakan Sengketa Airbus-Boeing, Inggris Akan Turunkan Tarif Barang AS

FAA memberi jalan bagi maskapai penerbangan AS untuk melanjutkan penggunaan pesawat, jika ada perubahan tertentu. Pilot juga harus diberikan pelatihan tambahan termasuk waktu dalam simulator penerbangan.

Brazil’s Gol airlines mengoperasikan penerbangan penumpang pertama dengan Max yang diubah pada 9 Desember.

Sejak itu, Gol dan Aeromexico telah mengoperasikan sekitar 600 penerbangan antara mereka dengan jet Max, menurut layanan pelacakan Flightradar24 dan perusahaan data penerbangan Cirium.

American Airlines berencana untuk melakukan perjalanan pulang pergi sehari antara Miami dan New York dengan jet Max hingga 4 Januari, sebelum menempatkan pesawat di lebih banyak rute.

United Airlines berencana untuk melanjutkan penerbangan Max pada Februari, dan Southwest Airlines berencana untuk dapat menyusul pada Maret.

Ketiga maskapai mengatakan bahwa mereka akan memberi pelanggan kesempatan untuk mengubah penerbangan, jika mereka merasa tidak nyaman terbang dengan Max.

Baca juga: Boeing 737 MAX Uji Terbang Lagi, Keluarga Korban Lontarkan Kritik

Max di-grounded di seluruh dunia pada Maret 2019, beberapa hari setelah kecelakaan kedua.

Laporan oleh komite DPR dan Senat AS menyalahkan Boeing dan FAA karena kegagalan dalam proses sertifikasi pesawat.

Penyelidik Kongres menemukan dokumen internal Boeing di mana karyawan perusahaan menyampaikan masalah keamanan dan membual tentang penipuan regulator.

Administrator FAA, Stephen Dickson, mantan pilot militer dan maskapai penerbangan, mengoperasikan penerbangan uji coba pada September. Dia menjamin keselamatan pesawat yang diprogram ulang tersebut, dengan mengatakan akan menempatkan keluarganya di dalamnya.

Presiden American Airlines, Robert Isom berada pada penerbangan perdana AS pada Selasa (29/12/2020), menurut maskapai tersebut.

Beberapa kerabat orang yang tewas dalam kecelakaan kedua, sebuah pesawat Max yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines, berpendapat bahwa pesawat tersebut masih belum aman.

Mereka dan pengacaranya mengatakan bahwa Boeing menolak untuk menyerahkan dokumen tentang desain dan pengembangan pesawat.

"Yang benar adalah 346 orang sekarang tewas karena Boeing mengambil jalan pintas, berbohong kepada regulator, dan hanya menganggap ini sebagai biaya menjalankan bisnis," kata Yalena Lopez-Lewis, yang suaminya meninggal dalam kecelakaan itu, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pengacaranya.

"Sangat menyebalkan bahwa American Airlines sebenarnya memberi penghargaan kepada Boeing atas proses korup dan bencana yang disebabkan Max."

Baca juga: Pernah Jatuh di Indonesia dan Etiopia, Boeing 737 MAX Bisa Terbang Lagi di AS

Zipporah Kuria, seorang warga negara Inggris yang ayahnya juga meninggal dalam kecelakaan Ethiopia, menyoroti pengungkapan baru-baru ini dalam laporan komite Senat, terkait perwakilan Boeing melatih pilot uji FAA untuk meninjau pembaruan Boeing ke sistem kontrol penerbangan Max.

“Kepemimpinan Boeing masih penuh dengan tipu daya. Prioritas mereka bukan pada keselamatan konsumen, ”katanya dalam sebuah wawancara.

Juru bicara Boeing, Bernard Choi mengatakan perusahaan "belajar banyak pelajaran penting" dari kecelakaan itu dan berkomitmen untuk keselamatan.

“Kami terus bekerja sama dengan regulator global dan pelanggan kami untuk mendukung pengembalian armada yang aman ke layanan di seluruh dunia,” kata Choi.

Kembalinya pesawat Boeing Max 737 ke langit AS merupakan dorongan besar bagi Boeing. Perusahaan Amerika itu telah kehilangan miliaran dollar, selama Max grounding karena tidak dapat mengirimkan pesawat baru kepada pelanggan maskapai.

Pesanan pesawat juga telah anjlok.

Boeing telah menghapus lebih dari 1.000 jet Max dari simpanannya, karena maskapai penerbangan membatalkan pesanan atau penjualan tidak pasti, karena krisis pandemi yang mencengkeram industri perjalanan.

Baca juga: Bikin Rute Terbang Bergambar Kanguru, Boeing 747 Milik Qantas Pamit dari Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com