Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Li Wenliang, Dokter Pertama yang Peringatkan Bahaya Covid-19 Jadi Tempat Curhatan Netizen

Kompas.com - 28/12/2020, 14:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber SCMP,Politico

WUHAN, KOMPAS.com - Unggahan terakhir dokter Li Wenliang soal Covid-19 pada Februari di akun Weibo-nya, saat ini telah memiliki lebih dari 1 juta komentar.

Lebih dari 10 bulan setelah kematiannya, orang-orang mulai memberikan penghormatan kepada Li karena telah angkat suara soal kemunculan Covid-19 yang berkembang di Wuhan, China, seperti yang dilansir dari Politico pada Sabtu (26/12/2020).

Li Wenliang adalah dokter pertama yang memperingatkan rekan-rekannya dan warga dunia tentang bahaya Covid-19. Namun saat itu, pernyataannya dianggap rumor dan ia ditegur oleh aparat berwenang.

Li diketahui pengguna aktif Weibo, seperti media sosial Twitter yang ada di China.

Pada 1 Februari ia mengunggah di akun Weibo, "Hari ini hasil tes asam nukleat menjadi positif."

Baca juga: Lahirkan Anak Kedua, Istri Dr Li Wenliang: Suamiku, Bisakah Kamu Melihat dari Surga?

Dia mengungkapkan hasil tesnya memastikan ia mengidap Covid-19 dan meninggal kurang dari sepekan kemudin pada usia 34 tahun.

Setelah kematiannya, di seluruh China dan dunia, Li dianggap sebagai pelapor yang berani dan berjuang untuk kebebasan berekspresi.

Di China, kematian Li memicu tingkat kemarahan publik yang tidak biasa karena pengekangan pemerintah terhadap informasi penting di hari-hari awal kemunculan wabah virus corona.

Di sisi lain, curahan itu kemudian telah membuahkan hasil, karena selama 10 bulan terakhir otoritas China menjadi lebih transparan tentang pandemi Covid-19.

Pemerintah sekarang merilis laporan harian tentang kasus Covid-19 yang dikonfirmasi atau diduga.

Pengujian telah tersedia secara luas dan keahlian profesional dokter serta ilmuwan soal Covid-19 diperlakukan dengan rasa hormat yang layak.

Meski, di China khususnya di Wuhan kasus Covid-19 sudah sampai pada titik rendah, tapi peran Li masih mendapatkan perhatian tersendiri dari publik.

Baca juga: Usai Kasus Li Wenliang, Beijing Buat UU Baru Khusus Nakes Whistleblower

"Lubang pohon"

Melansir SCMP pada Minggu (27/12/2020, awalnya, pengguna Weibo membuka halaman Li untuk mengungkapkan rasa maaf dan simpati.

Namun baru-baru ini, mereka mengucapkan terima kasih.

“Tahun Baru Imlek yang akan datang ini saya akan bisa pulang ke Wuhan dan berkumpul kembali dengan keluarga saya. Dr Li, terima kasih,” komentar seorang pengguna Weibo.

Ada pula yang berkomentar tentang segala hal, mulai dari siapa yang mereka sukai hingga bagaimana hari mereka berjalan serta apa yang mereka inginkan untuk tahun depan.

Baca juga: Jelang Penyelidikan WHO, China Klaim Luar Biasa Sukses Atasi Covid-19

Ratusan ribu orang asing sekarang menganggap Li sebagai teman atau rekan, bahkan jika mereka belum pernah bertemu dengannya.

Beberapa bulan setelah kematiannya, Li dikenang karena sebagian besar hidupnya, bukan merupakan pahlawan global, tetapi pencinta ayam goreng dan drama TV, seperti kebanyakan milenial China.

Apa yang nampak di kolom komentar unggahan Li, menurut SCMP, seperti "lubang pohon" pada zaman kuno

Konon di zaman kuno orang pergi ke hutan untuk menemukan "lubang pohon".

Mereka akan menceritakan rahasia mereka ke lubang pohon dan kemudian mengisinya dengan lumpur, sehingga rahasia itu akan tersegel selamanya.

Baca juga: Trump Teken Stimulus Covid-19, Rakyat AS Dapat BLT Rp 8,4 Juta

Akun Weibo Li telah menjadi, dalam arti tertentu, lubang pohon modern, tempat bagi orang untuk berbagi dan curhat, dengan catatan netizen Weibo tidak menggunakan nama asli mereka.

Kebanyakan orang mengunjungi halaman Li untuk mencari kekuatan.

“Wenliang, izinkan aku memanggilmu begitu. Saya merasa sangat tidak berdaya dalam hal hidup dan pekerjaan, dan saya selalu ingin berubah. Saya pikir Anda juga mengalami momen-momen itu," ungkap salah satu netizen.

"Musim semi berikutnya, saya akan meninggalkan kota ini, saya sudah berusia 40 tahun, tetapi masih berusaha mengumpulkan keberanian. Saya harus mengikuti kata hati saya, apakah Anda setuju?" lanjutnya.

Baca juga: Halusinasi Mencium Bau Menyengat Jadi Gejala Covid-19 Baru Tahap Lanjut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com