Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona: Singapura Catatkan Nol Kasus Komunal 10 Hari Beruntun

Kompas.com - 21/11/2020, 14:42 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Ketika negara-negara lain bersiap menyambut gelombang baru musim dingin virus corona, kabar baik pun datang dari Singapura.

"Negeri Singa” menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan (MOH), Jumat malam (20/11/2020) mencatatkan 10 hari berturut-turut tanpa kasus komunal Covid-19.

Kasus komunal merujuk kepada kasus Covid-19 di masyarakat tanpa menghitung kasus dari asrama pekerja asing.

Baca juga: Majikan Kejam yang Siksa TKI di Singapura Dihukum 10,5 Bulan Penjara

Berita baik lainnya adalah dalam periode yang sama juga tidak tercatat sama sekali kasus dari asrama pekerja asing yang sempat mengguncang Singapura.

Total keseluruhan kasus adalah kasus impor dari negara lain. Angka kasus impor ini stabil satu digit sejak 14 November.

Singapura bisa dikatakan berhasil mengendalikan penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China itu.

Sejak bulan Oktober lalu tepatnya 1 Oktober, tercatat total 36 hari dari 51 hari yang mencatatkan nol kasus komunal Covid-19 di negeri “Merlion”

Kalaupun ada, angka kasus komunal biasanya hanya 1-2 kasus sehari.

Angka kasus pekerja asing juga sudah terkendali, juga dengan rataan 1-2 kasus sehari.

Baca juga: Putra Pengusaha Top Singapura Ditangkap dalam Kasus Lanjutan dengan PRT Parti Liyani

Total kasus Covid-19 Singapura saat ini adalah 58.143 di mana 58.058 atau 99,85 persen telah sembuh total.

Hanya ada 26 pasien atau 0,04 persen yang masih menjalani perawatan di rumah sakit. 31 lainnya atau 0,05 persen masih menjalani isolasi mandiri menunggu sembuh total.

Jumlah pasien yang meninggal tetap salah satu yang terendah di dunia yaitu 28 orang atau 0,05 perse

Singapura saat ini masih berada dalam fase 2 menuju tatanan hidup baru atau new normal. Pemerintah optimis dalam waktu dekat Singapura akan masuk ke fase 3 atau new normal.

Kelonggaran-kelonggaran terus diumumkan. Yang terbaru, bisnis kehidupan malam seperti bar, pusat karaoke, dan kelab malam tertentu akan diizinkan untuk mulai beroperasi melalui fase pilot atau testing. Bar mulai bulan depan sedangkan kelab malam mulai Januari 2021 mendatang.

Baca juga: Penggunaan 2 Vaksin Influenza di Singapura Dihentikan, Ini Sebabnya

Tentunya, tempat-tempat hiburan ini harus mematuhi ketentuan yang diperintahkan, yaitu di antaranya pengunjung harus menunjukan bukti medis negatif Covid-19 sebelum memasuki lokasi serta memakai masker di lantai dansa.

Bisnis tempat hiburan malam ini adalah kelompok bisnis yang sampai saat ini harus menunggu untuk kembali beroperasi.

Kehati-hatian pemerintah Singapura tidak terlepas dari melesatnya kembali angka kasus Covid-19 di negara-negara yang kembali mengizinkan bar atau kelab beroperasi kembali seperti biasa misal di Korea Selatan dan negara-negara Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com