Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Talimbi Manusia Buaya di Afrika Tengah, Memutilasi Korban di Sungai sebagai Hukuman

Kompas.com - 21/11/2020, 14:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BANGUI, KOMPAS.com - Bau busuk terus menguar akhir-akhir ini di sepanjang jalur air terbesar di Bangui, Republik Afrika Tengah.

Kemudian di alang-alang tepi Sungai Ubangui, para nelayan menemukan mayat yang dimutilasi terbungkus dalam karung.

Bulan lalu hanya dalam satu minggu ditemukan tiga mayat. Semuanya diborgol dan dipenggal, lalu mayat-mayat lainnya ada organ yang dipotong, menurut sumber setempat kepada AFP.

Baca juga: Merek Fesyen Perancis, Hermes, Akan Bangun Peternakan Buaya Terbesar di Australia

Temuan mengerikan seperti ini bukan hal baru di negara miskin yang dikelilingi daratan itu, di mana kekerasan sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Akan tetapi setiap ada mayat ditemukan di Sungai Ubangui yang keruh, manusia buaya yang disebut Talimbi kerap dijadikan tersangka.

Ada yang mengatakan Talimbi adalah manusia yang bermetamorfosis menjadi reptil, sedangkan orang-orang lainnya percaya manusia buaya itu adalah tukang sihir yang tak pernah keluar sungai.

Apa pun yang diyakini penduduk setempat, mitos Talimbi telah menyelimuti pikiran mereka selama puluhan tahun.

Cara membunuhnya selalu sama: Korban ditarik ke dalam sungai lalu dibunuh sebagai bentuk hukuman atas pelanggaran yang dilakukan.

Ketakutan pada Talimbi bahkan mengakar kuat di kalangan warga Bangui ibu kota Republik Afrika Tengah, termasuk orang-orang yang pernah menempuh studi di luar negeri.

Baca juga: Setelah 3 Tahun Bermimpi, Akhirnya Pria Ini Berhasil Tangkap Buaya Raksasa

Mitos sebagai kontrol sosial

Orang-orang di sana percaya bahwa mutilasi dari mayat itu menunjukkan pelanggaran korban.

IlustrasiKOMPAS Ilustrasi
"Lidah dicabut untuk menghukum mereka yang terlalu banyak bicara," kata seorang nelayan Bangui.

"Kalau penisnya yang dipotong itu adalah pezina. Telinga dipotong untuk mereka yang tidak mendengarkan," lanjutnya dikutip Kompas.com dari AFP, Jumat (20/11/2020).

Aleksandra Cimpric seorang antropolog dan spesialis ilmu sihir modern Afrika mengatakan, takhayul itu dimaksudkan untuk menghalangi perilaku tak baik.

"Ia bertindak seperti pengatur norma perilaku dan moralitas baik," terangnya.

Baca juga: Abaikan Larangan Berenang, Video Perlihatkan Pria Ini Diterkam Buaya

Sistem peradilan di Afrika Tengah sangat buruk, sejak lama telah dirundung kemiskinan dan korupsi. Sebaliknya Talimbi dianggap bisa main hakim sendiri untuk orang-orang yang jelas bersalah.

"Siapa pun Talimbi, dia akan memverifikasi apakah yang Anda katakan itu benar," kata Jean-Claude Beta ketua Association of Tradipractitioners, yang anggotanya adalah tabib tradisional.

Untuk mengetahui apakah tuduhan itu benar atau salah, sebuah tongkat atau tanaman akan dilempar ke sungai. Jika mengambang artinya tuduhan itu bohong.

Tapi kalau tenggelam, Talimbi akan menjatuhkan hukuman dan korban secara mistis dipanggil ke tepi sungai.

"Saat Anda dipanggil, Anda akan ditarik ke sungai bahkan jika berada 100 kilometer jauhnya," kata Beta.

"Tidak ada pengampunan. Anda akan mati."

Baca juga: Sempat Tersesat di Sungai Penuh Buaya, Paus Bungkuk Ini Pulang

Ilustrasi buayaThinkstockphotos.com Ilustrasi buaya
Meski begitu, kepercayaan yang mengakar kuat pada manusia buaya menjadi celah yang dimanfaatkan para pembunuh.

"Cukup membuang mayat ke sungai dan cerita tentang Talimbi akan menutupi mereka yang membunuhnya," kata Joseph Bindoumi, ketua Liga Hak Asasi Manusia Centrafican dan mantan jaksa penuntut umum.

Salah satu korban korban terbaru yang ditemukan di Ubangui adalah seorang wanita muda. Jenazahnya tidak pernah diklaim keluarga atau teman.

Kasusnya ditutup setelah sekelompok anak muda mengubur jasadnya di dekat sungai, dan menempatkan kayu salib di atas makamnya.

Polisi mengatakan, jasad wanita itu adalah satu-satunya yang diambil dari sungai, bukan salah satu dari tiga dan tidak ada tanda-tanda kekerasan, berbeda dari laporan warga setempat.

Baca juga: Buaya Ditangkap dan jadi Tawanan, Warga Minta Tebusan Rp 10 Juta ke Polisi

Tidak boleh ditentang

"Mayat itu dalam kondisi terdekomposisi," kata Inspektur Mathurin Koh dari Brigade Kriminal, yang tak bisa membeberkan penyebab pasti kematiannya karena tidak ada otopsi yang dilakukan.

Koh yang menulis studi tentang metamorfosis magis, mengaku tahu banyak tentang fenomena Talimbi dan mengatakan itu adalah praktik penipu serta sihir, sebagian berada di luar kewenangan resminya meski bisa dihukum berat.

Alih-alih melapor ke polisi, keluarga korban lebih memilih ke dukun tradisional untuk mencaritahu siapa yang meminta bantuan Talimbi.

Kepercayaan pada manusia buaya juga menyebar ke kawasan Afrika tengah lainnya, di mana tiga perang saudara menghancurkan sistem pendidikan publik dan merusak struktur otoritas tradisional. Sebagian besar wilayah bekas jajahan Perancis itu juga masih dikuasai milisi.

Baca juga: Tak Punya Izin Impor, Tas Kulit Buaya Rp 278 Juta Terpaksa Dihancurkan

"Ketika ketidakpedulian menyebar, itu menjadi pakem. Mereka yang menentang pakem ini praktis ditolak oleh masyarakat," kata Joseph Bindoumi mantan jaksa penuntut.

Mutilasi yang ditemukan pada korban tenggelam sering kali adalah akibat perendaman dalam waktu lama, katanya.

"Tetapi jika Anda mengatakan itu adalah kejahatan atau kasus tenggelam biasa, tidak ada yang akan memercayai Anda."

Baca juga: Buaya Tertua di Dunia Ulang Tahun Ke-85, Ini Kisahnya Selamat dari Bom PD II

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com