Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratapan Komunitas Penganut Mormon Setelah 3 Ibu dan Anak-anaknya Dibunuh di Gurun

Kompas.com - 15/11/2020, 12:55 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Di sana, kacang pecan ditanam di lahan pertanian untuk diekspor ke berbagai penjuru dunia, dan kaum prianya melepas penas dengan mengunjungi lapangan tembak atau tempat minuman setempat. Lokasinya lebih dekat ke Texas, baik secara harfiah maupun metafora.

Paman Rhonita Miller, Julian LeBaron, adalah salah satu pemimpin komunitas Mormon. Dia paham betul ancaman bahaya kelompok-kelompok kartel terhadap komunitasnya.

Pada 2019, adik Julian, ketika itu masih berusia 16 tahun, diculik oleh para anggota kartel setempat. Mereka menuntut uang tebusan sebanyak 1 juta dollar AS (14 miliar), namun komunitas LeBaron menolak membayar.

Alih-alih membayar uang tebusan, komunitas LeBaron menggelar gerakan protes SOS Chihuahua yang mempermalukan para kartel sehingga mereka membebaskan Eric.

Benjamin LeBaron, abang Julian, menjadi juru bicara gerakan itu. Dia berbicara dengan bahasa Spanyol kepada wartawan dan sukses mengajak gubernur setempat untuk bertemu.

Setelah melakukan tekanan tiada henti selama berpekan-pekan, Eric dibebaskan tanpa luka. Lebaron kemudian menjadi pahlawan di Meksiko karena mereka menolak tunduk pada tuntutan kartel. Namun, Benjamin tahu ada harga yang harus dibayar karena berani melawan kartel.

Baca juga: Pelaku Penyerangan Gereja Perancis Sempat Kirim Selfie ke Keluarganya

Dua bulan kemudian, 15 pria bersenjata mendobrak pintu rumah Benjamin. Mereka meringkus Benjamin, saudara iparnya, dan tetangganya, Luis Widmar, ke dalam sebuah mobil yang menunggu.

"Orang-orang itu membawa mereka sejauh empat mil, menyuruh mereka berlutut, dan menembak mereka—empat tembakan untuk setiap orang—pada bagian belakang kepala," kata Julian.

"Abang saya berani. Dia tahu bahwa tidak membayar uang tebusan untuk membebaskan Eric hampir dipastikan akan membuatnya kehilangan nyawa," tambah Julian.

Serangan itu merupakan titik balik bagi Colonia LeBaron. Didorong sikap skeptis bahwa pemerintah Meksiko akan memenuhi janji untuk menyediakan keamanan, LeBaron memutuskan menempuh langkah sendiri. Mereka menciptakan patroli bersenjata sendiri, dan lokasi pemantauan di sekeliling kota.

"Selama 10 tahun tiada yang menganggu kami. Namun kami tidak pernah menerima keadilan untuk kejahatan tersebut. Bahkan, sebagian besar kejahatan di Meksiko tidak menerima keadilan," kata Julian.

Karena itu, lambannya kemajuan penyelidikan terkait pembunuhan sejumlah perempuan dan anak-anak mereka tidak mengejutkan Julian.

"Kami tidak lagi percaya aparat. Selang 12 bulan setelah serangan, mereka tidak kunjung menghukum para pelakunya. Kami tidak akan pernah diam. Kami tidak akan memberikan praduga tak bersalah kepada aparat," imbuh Julian.

Hari ulang tahun Rhonita pada September lalu adalah yang pertama kali diperingati tanpa kehadirannya.

"Kami masih sangat menderita, dan pada bersamaan mencoba untuk terus menjalani hidup. Enam bulan lalu saya punya banyak harapan. Semakin banyak saya paham sistem Meksiko, semakin kurang keyakinan saya bahwa kami akan memperoleh keadilan," ujar saudara kandung Rhonita, Adrianna.

Baca juga: Polisi Dalami Adanya Tersangka Lainnya dalam Penembakan di Gereja Lyon Perancis

Namun Kenny Miller lebih diplomatis.

"Nenek moyang kami datang ke sini dari AS, dan Meksiko menerima mereka dengan tangan terbuka. Karena itu, kami menghormati aparat yang dipilih oleh rakyat. Tentu ada aksi kekerasan kartel dan itu langsung berdampak pada kami. Tapi kami menuntut keadilan melalui jalur yang benar," kata Kenny.

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, berupaya meyakinkan masyarakat bahwa pemerintahannya bisa menangani peristiwa ini.

Dia telah beberapa kali menemui para keluarga korban. Pada pertemuan terkini, Oktober lalu, dia meresmikan markas Garda Nasional baru dekat komunitas La Mora, mengumumkan pembangunan jalan raya yang memangkas waktu perjalanan ke perbatasan AS, serta monumen yang menghormati para mendiang korban pembunuhan.

Saat berkampanye, Obrador berjanji akan mengurangi aksi kekerasan dengan menggunakan pendekatan berjargon "pelukan, bukan peluru". Dia berjanji bahwa dengan memberantas kondisi yang membuat orang-orang mau direkrut kartel, kekuatan kelompok-kelompok tersebut akan dilemahkan.

Akan tetapi, aksi kekerasan justru meningkat ketika Obrador memimpin Meksiko. Setahun setelah serangan, aksi-aksi kekerasan di Meksiko tampak paling keji.

Persaingan antara kelompok kartel semakin sengit, walau karantina wilayah terkait pandemi Covid-19 diberlakukan. Lebih jauh, kelompok-kelompok pecahan dari sejumlah kartel terbukti bersedia menggunakan taktik yang lebih keji demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Kerap kali warga sipil terjebak dalam rivalitas mereka.

Baca juga: Ibu 3 Anak Ini Tewas Bak Ksatria Saat Melawan Pelaku Serangan Gereja Perancis

Harapan untuk masa depan

Setahun setelah peristiwa pembunuhan tiga perempuan dan anak-anak mereka, sekolah dan bengkel kerja di La Mora tampak sunyi. Sekitar dua pertiga dari 30 keluarga di dalam komunitas tersebut telah pergi, kebanyakan menetap di bagian selatan Negara Bagian Utah, AS.

Jenny dan Amelia adalah dua dari segelintir orang yang memilih menetap di La Mora. Jenny begitu pasrah setahun setelah serangan.

"Saya sudah tinggal di sini selama 48 tahun. Saya tidak akan pernah pergi. Saya merasa jika akan tewas oleh peluru, maka akan tewas oleh peluru," ujar Jenny.

Menanggapi anak-anak dan keluarga mereka yang telah pergi, dia optimistis mereka akan kembali suatu hari nanti.

"Ada ungkapan bahwa hal yang bisa kita berikan kepada anak-anak kita adalah akar dan sayap. Saya merasa kami telah memberikan mereka akar dan mereka akan selalu kembali. Di sinilah tempat mereka," pungkas Jenny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com