Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis, AS, dan Turki Bersama Rusia Akan Kawal Implementasi Perjanjian Gencatan Senjata Armenia-Azerbaijan

Kompas.com - 13/11/2020, 13:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Perancis dan Amerika Serikat segera kirim dilegasi ke Moskwa untuk membahas peran dalam upaya mengamankan gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan setelah Rusia kirim pasukan penjaga perdamaian di Nagorno-Karabakh.

Kedatangan pasukan penjaga perdamaian Rusia pada Selasa (10/11/2020) untuk di daerah kantong itu memperluas jejak militer negaranya di antara bekas republik Soviet yang dipandangnya sebagai halaman belakang strategis.

Moskwa menjadi ketua bersama kelompok internasional yang mengawasi perselisihan Nagorno-Karabakh dengan Washington dan Paris.

Namun AS dan Perancis tidak terlibat dalam kesepakatan yang ditandatangani oleh Rusia, Armenia dan Azerbaijan untuk mengakhiri enam pekan pertempuran di daerah kantong tersebut, yang mulai meledak pada 27 September.

Baca juga: Jaga Nagorno-Karabakh, 400 Tentara Penjaga Perdamaian Rusia Tiba di Armenia

"Kami sama sekali tidak ingin menjauhkan diri dari rekan-rekan Amerika dan Perancis kami," kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov seperti yang dilansir dari Reuters pada Kamis (12/11/2020).

“Apalagi kami sudah mengundang mereka ke Moskwa. Mereka akan tiba dalam beberapa hari ke depan untuk membahas bagaimana mereka dapat berkontribusi pada implementasi kesepakatan yang dicapai.”

Kesepakatan itu, yang mengunci keuntungan teritorial oleh pasukan Azeri melawan pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh.

Alhasil, memicu protes di Armenia yang menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan ketika kesepakatan diumumkan pada Selasa pagi.

Baca juga: Jaga Perdamaian di Nagorno-Karabakh, Rusia Terjunkan Pasukan Penjaga Perdamaian

Ratusan demonstran berunjuk rasa untuk hari ketiga di ibukota Armenia Yerevan pada Kamis, meneriakkan, "Nikol adalah pengkhianat!"

Mereka kemudian berbaris ke markas Dinas Keamanan untuk menuntut pembebasan beberapa pemimpin oposisi dan aktivis yang ditahan pada Rabu (11/11/2020).

Pashinyan terpilih pada 2018 setelah adanya protes jalanan terhadap dugaan korupsi mantan elit politik.

Ia mengataan pada Kamis bahwa telah menandatangani perjanjian untuk mengamankan perdamaian dan menyelamatkan nyawa.

Baca juga: Menang Perang di Nagorno-Karabakh, Begini Taktik Azerbaijan Lawan Armenia

Turki

Turki, yang telah mendukung Azerbaijan atas konflik tersebut, menandatangani protokol dengan Rusia pada Rabu untuk mendirikan pusat pemantauan bersama.

Tujuannya, mengkoordinasikan upaya-upaya untuk memantau kesepakatan perdamaian.

Turki menyetujui kesepakatan terkahir itu, setelah 3 upaya gencatan senjata sebelumnya dengan cepat gagal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com