JAKARTA, KOMPAS.com - Negara berkembang harus memiliki "akses yang sama" ke vaksin Covid-19, menteri luar negeri Indonesia memperingatkan, ketika negara-negara kaya memborong miliaran dosis.
Retno Marsudi mengatakan sangat penting bagi negara kaya dan miskin untuk bekerja sama, sehingga "kami dapat menjamin akses yang sama ke vaksin yang aman dan terjangkau".
"Bisakah Anda bayangkan...jika kebanyakan vaksin masuk ke negara maju?" kata Retno kepada AFP dalam wawancara video dari London.
Baca juga: Johnson & Johnson Hentikan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Setelah Peserta Menderita Sakit Misterius
"Bagaimana nasib negara-negara berkembang?"
Melansir AFP pada Rabu (14/10/2020), komentar Marsudi mengikuti laporan Oxfam pada bulan lalu, yang menemukan sekelompok negara kaya yang mewakili hanya 13 persen dari populasi global telah membeli lebih dari setengah dari dosis vaksin Covid-19 yang dijanjikan di masa depan.
Baca juga: China Teken Perjanjian Distribusi Vaksin Corona ke Negara-negara Miskin
Marsudi bertemu dengan raksasa farmasi yang berbasis di Inggris, AstraZeneca, pada Rabu (14/10/2020) untuk memperkuat kesepakatan dosis vaksin u Indonesia, negara terpadat keempat di dunia dengan hampir 270 juta orang, yang telah berjuang untuk menahan tingkat infeksi yang melonjak.
Perjanjian tersebut diharapkan untuk pengiriman pertama dari sekitar 100 juta dosis awal tahun depan, katanya.
"(Sisanya) akan dikirim secara bertahap," kata Marsudi seusai pertemuan.
Baca juga: Debat Cawapres AS, Kamala Harris Tak Akan Gunakan Vaksin Corona dari Trump
Marsudi juga dijadwalkan pergi ke Swiss sebagai bagian dari upaya negaranya untuk mengamankan kesepakatan dosis vaksin.
Pada Agustus, Indonesia memulai uji coba pada manusia terhadap kandidat vaksin yang diproduksi oleh Sinovac Biotech China dengan sekitar 1.600 sukarelawan mengambil bagian dalam studi 6 bulan tersebut.
Baca juga: Rangkuman Debat Cawapres AS: Duel soal Pajak hingga Vaksin
Indonesia, salah satu negara yang paling terpukul di Asia, telah melaporkan lebih dari 340.000 kasus virus corona dan lebih dari 12.000 kematian.
Namun, dengan beberapa tingkat pengujian terendah di dunia, skala sebenarnya dari krisis kesehatan masyarakat diyakini jauh lebih besar.
Baca juga: Cek Fakta: Trump Membual Beberapa Pekan Lagi Tersedia Vaksin Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.