Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kematian di Inggris Tertinggi di Dunia Selama Pandemi

Kompas.com - 13/10/2020, 09:17 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Rilis

Hanya ada sedikit perbedaan dalam tingkat kematian antara pria dan wanita. Sebanyak 105.800 kematian terjadi pada pria dan 100.000 pada wanita.

Baca juga: Kasus Covid-19 Bertambah 6, China Akan Uji 9 Juta Penduduk Kota

Hal ini menunjukkan jumlah kematian total pandemi pada pria dan wanita, selama periode penelitian ini, adalah serupa.

Penulis utama penelitian tersebut dari School of Public Health Imperial College London, Vasilis Kontis, mengatakan bahwa pandemi telah memengaruhi kehidupan dan kesehatan orang dalam banyak hal.

Misalnya, beberapa orang mungkin mengalami penundaan operasi atau pengobatan, atau mungkin telah kehilangan dukungan yang mereka butuhkan dengan kebutuhan medis sehari-hari.

“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, melihat kematian akibat infeksi Covid-19 saja terlalu terbatas. Sehingga melihat kematian dari semua penyebab memungkinkan kami untuk lebih memahami seberapa baik negara menangani pandemi, dan seberapa baik mereka telah mendukung rakyatnya selama penerapan lockdown,” kata Kontis.

Tim peneliti dapat menggunakan temuan mereka untuk mengelompokkan negara-negara dalam studi menjadi empat kategori, tergantung pada jumlah kematian keseluruhan setiap negara selama gelombang pertama pandemi Covid-19.

Kelompok pertama adalah mereka yang berhasil menghindari peningkatan kematian yakni Bulgaria, Selandia Baru, Slovakia, Australia, Republik Ceko, Hongaria, Polandia, Norwegia, Denmark, dan Finlandia.

Baca juga: Update Covid-19 di Dunia: Kematian di Brasil Capai 150.000 | Gerak Cepat China

Kelompok kedua dan ketiga mengalami dampak pandemi rendah hingga sedang. negara-negara yang termasuk dalam kelompok kedua adalah Austria, Swiss dan Portugal, sedangkan kelompok ketiga meliputi Perancis, Belanda dan Swedia.

Kelompok keempat, yang mengalami jumlah kematian tertinggi akibat penyakit selama masa studi, terdiri atas Belgia, Italia, Skotlandia, Spanyol, Inggris, dan Wales.

Inggris, Wales dan Spanyol mengalami dampak terbesar. Tercatat sekitar 100 kematian berlebih per 100.000 orang.

Peningkatan tersebut setara dengan peningkatan 37 persen kematian di Inggris dan Wales dan peningkatan 38 persen kematian di Spanyol.

Timp peneliti mengatakan data yang berhasil diambil dan diolah menunjukkan sejumlah pelajaran.

Beberapa pelajaran yang dapat diambil antara lain ialah dapat membantu menghindari gelombang pandemi di masa depan menjadi sama fatal seperti yang pertama.

Baca juga: Pasangan Ini Undang 250 Tamu tapi Tetap Patuhi Pembatasan Covid-19, Apa Rahasianya?

Misalnya, dibandingkan dengan negara-negara seperti Selandia Baru dan Denmark, Inggris, Spanyol, Italia, dan Perancis memberlakukan penguncian setelah pandemi semakin meluas di masyarakat.

Inggris dan Wales, bersama dengan Swedia (satu-satunya negara yang tidak memberlakukan lockdown wajib dan hanya menggunakan tindakan social distancing secara sukarela), memiliki jangka waktu kematian yang berlebihan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com