Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setengah Populasi Nagorno-Karabakh Mengungsi karena Perang Armenia-Azerbaijan Tidak Kunjung Usai

Kompas.com - 08/10/2020, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

Sebanyak 140.000 penduduk Nagorno-Karabakh hampir didominasi oleh orang Armenia. Ia tetap diakui oleh komunitas internasional sebagai bagian dari Azerbaijan dan tidak sebagai negara.

Armenia meski mengakui kemerdekaan Nargono-Karabakh, tapi tidak mengakuinya sebagai suatu negara berdaulat.

Pertempuran sporadis telah sering meletus sejak gencatan senjata Mei 1994, terutama pada 2016 dalam letusan yang dianggap banyak orang sebagai perang singkat.

Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia, Presiden Suriah Tuding Erdogan Pemicu Utamanya

Namun, analis mengatakan bahwa elemen pengubah permainan kali ini adalah keterlibatan sepenuh hati dari Turki, yang dilaporkan telah mengirim pejuang Suriah pro-Ankara untuk meningkatkan kekuatan militer Azerbaijan, dan juga drone produksi dalam negeri yang telah dikerahkan dengan sukses di Libya dan Suriah.

Dalam sebuah wawancara dengan AFP pada Selasa, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan "dukungan penuh" Turki telah memotivasi sekutunya Azerbaijan untuk menyalakan kembali pertempuran, menggambarkan peran pasukan Armenia sebagai "operasi kontra-terorisme".

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, 1.200 pejuang telah dikirim oleh Turki dan setidaknya 64 orang telah tewas.

Namun, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Selasa, bahwa dunia harus mendukung Azerbaijan sebagai "pihak yang benar", dengan menggambarkan Armenia sebagai "penjajah".

Baca juga: Di Tengah Kecamuk Perang Azerbaijan-Armenia, Menlu Turki Akan Kunjungi Baku

Percaya pada Rusia

Mantan penguasa Soviet Rusia, Vladimir Putin, sejauh ini menjaga jarak dalam konflik Armenia-Azerbaijan, ketika masalah lain meningkat, seperti protes di negara tetangga Belarusia, kasus tokoh oposisi Alexei Navalny yang keracunan, dan sekarang kerusuhan di Kyrgyzstan.

Rusia sebenarnya memiliki hubungan baik dan kerja sama senjata dengan Armenia dan Azerbaijan. Namun, pangkalan militer di Armenia dan Yerevan adalah anggota kelompok keamanan regional yang dipimpin Rusia, sedangkan Baku tidak.

Pashinyan mengatakan kepada AFP bahwa dia yakin Rusia akan datang membantu karena keanggotaan kedua negara dalam aliansi militer Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).

Putin dalam wawancaranya menekankan bahwa Moskwa akan memenuhi kewajibannya di dalam CSTO, yang kadang-kadang digambarkan oleh para analis sebagai NATO Rusia.

Namun, secara tajam, dia mencatat, "Permusuhan, yang sangat kami sesali, berlanjut hingga hari ini, tidak terjadi di wilayah Armenia."

Sebagian besar kematian yang dikonfirmasi berasal dari pihak Armenia, yang telah melaporkan 240 kematian di antara pejuang separatis. Azerbaijan tidak merilis angka apa pun tentang kematian militernya.

Baca juga: NATO Minta Turki Pakai Pengaruhnya Redakan Perang Azerbaijan-Armenia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com