Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis 19 Tahun Diculik, Diperkosa, dan Dibakar Sebagai Aksi Balas Dendam

Kompas.com - 07/10/2020, 20:41 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Gulf News

ALGIER, KOMPAS.com - Seorang gadis berusia 19 tahun di Aljazair menjadi korban penculikan, pemerkosaan dan pembunuhan. Dia dibakar hidup-hidup dalam serangan balas dendam.

Melansir Gulf News, Rabu, (7/10/2020), sisa jasad Chaima Sadou (19) ditemukan dalam keadaan hangus terbakar pada 2 Oktober 2020.

Jasad itu ditemukan di sebuah pompa bensin yang tak lama digunakan di kota Thenia sekitar 60 kilometer sebelah timur ibu kota Algier.

Baca juga: Bunuh Kemudian Rebus Orangtuanya, Pria Ini Dipenjara Seumur Hidup

Ibu dari korban menuntut pembunuh putrinya, yang diidentifikasi bernama Rayan, untuk dihukum mati.

Sebelumnya, pada 2016, Rayan dipenjara selama tiga tahun karena memperkosa Sadou. Sang ibu percaya pembunuhan itu adalah serangan balas dendam setelah masa hukuman penjara.

Dalam jumpa pers, jaksa penuntut umum mengungkap lebih detail soal pembunuhan itu. Diketahui bahwa pembunuh tersebut melaporkan kepada pihak berwenang bahwa "temannya terbakar di sebuah pompa bensin yang lama tak digunakan."

Menurut pernyataan Rayan, itu adalah fakta yang terjadi pada 1 Oktober 2020 jam 3 sore waktu setempat.

Jaksa yang melaporkan mengatakan bahwa Rayan bersama korbannya, Sadou selama tujuh menit sebelum gadis itu memintanya untuk membawakan makanan karena dia lapar.

Baca juga: Ketahuan Selingkuh, Pria Ini Tega Bunuh Istri yang Tengah Hamil dan 2 Putrinya yang Masih Balita

 

Dia mengatakan bahwa setelah dia berada lima meter dari tempat dia meninggalkannya, dia melihat asap membubung dari pompa bensin.

Investigasi segera dilakukan, dan tubuh korban diperiksa. Hasil penyelidikan menemukan adanya beberapa memar, serta luka besar di bagian belakang tengkorak dan paha kiri Sadou.

Di hadapan Jaksa Agung, pembunuh bernama Rayan itu akhirnya mengaku bahwa dia membujuk korban ke tempat yang ditinggalkan, di mana dia memperkosa, memukul dan membakarnya setelah menyiram tubuh Sadou dengan bensin.

Pelaku kemudian didakwa melakukan pemerkosaan dan pembunuhan berencana dengan menggunakan metode penyiksaan dan keji. 

Pembunuhan yang mengerikan itu memicu kemarahan yang meluas di seluruh Aljazair. Peristiwa itu menyebabkan kehebohan bahkan di Perancis dan di media sosial di mana tagar #JeSuisChaima adalah salah satu yang paling banyak dibagikan di Twitter pada Senin kemarin.

Keluarga korban telah meminta agar pelaku divonis mati. Para netizen di Twitter menyebarkan secara luas klip video yang menunjukkan ibu Chaima Sadou menuntut pembalasan, dan dia menerima dukungan luas dari masyarakat Aljazair.

Baca juga: Pengakuan Twitter Killer, Bunuh 9 Orang via Media Sosial dan Mutilasi Korbannya

“Putri saya dibunuh dan dibakar. Saya menyerukan vonis mati. Cuma itu yang saya minta," kata ibu korban.

Setelah dibebaskan, Rayan kembali untuk melakukan kekerasan seksual terhadap Sadou dan memaksanya untuk bertemu dengannya hanya untuk menculiknya, memperkosanya dan membunuhnya, tambah ibu korban.

Ibu Chaima mengimbau kepada Presiden Aljazair Abdel Majid Tebboune untuk memvonis mati kepada Rayan, pembunuh putrinya.

Tebboune baru-baru ini memerintahkan penerapan hukuman maksimum, setelah tekanan dari sebagian besar masyarakat yang menyerukan pemberlakuan kembali hukuman mati, tanpa kemungkinan pembebasan atau pengampunan terhadap mereka yang dihukum karena melakukan penculikan dan pembunuhan.

Aljazair sebelumnya sering memberlakukan hukuman mati untuk puluhan kasus setiap tahun, terutama untuk pelanggaran terorisme, tetapi hukuman mati belum dilakukan lagi sejak tahun 1993.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com