Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 3 Rumah di Lokasi Tak Biasa, Ada yang di Tengah Bandara dan Jalan Layang

Kompas.com - 25/08/2020, 16:25 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Berbeda dari rumah-rumah pada umumnya yang berlokasi di permukiman, tiga rumah ini berdiri di lokasi tak biasa.

Ketiganya memiliki kisah masing-masing. Ada yang pemiliknya tak mau meninggalkan tanah leluhurnya, dan ada yang merasa pemerintah tidak memberi kompensasi sepadan.

Rumah-rumah itu sampai sekarang masih berdiri, bahkan ada yang sampai menarik atensi dunia.

Berikut adalah kisah singkat ketiga rumah tersebut.

Baca juga: Nenek Ini Pukul Bokong Pasangan yang Ketahuan Berhubungan Seks di Semak-semak

Rumah di tengah jalan layang Haizhuyong Bridge, di kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China.WEIBO via DAILY MAIL Rumah di tengah jalan layang Haizhuyong Bridge, di kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, China.
1. Rumah di tengah jalan layang

Rumah di Guangzhou, China, ini menjadi viral lantaran diapit jalan layang atau flyover. Pemilik rumah enggan menjualnya ke pemerintah selama 10 tahun.

Dalam bahasa Mandarin bangunan itu disebut "rumah paku" atau "dingzihu", yang artinya pemilik rumah menolak kompensasi dari developer atas pembongkarannya.

Rumah milik Nyonya Liang tersebut diapit dua jalur jalan layang Haizhuyong Bridge, yang baru dibuka di kota metropolitan Guangzhou, Provinsi Guangdong.

Rumah satu lantai itu seluas 40 meter persegi dan terletak tepat di tengah jalan layang yang terdiri dari empat lajur, demikian laporan stasiun tv Guangdong yang dikutip Daily Mail.

Nyonya Liang mengatakan, dia tidak mau pindah karena rumah pengganti yang ditawarkan pemerintah lokasinya tidak ideal.

Ia bahkan merasa santai saja dengan konsekuensi yang dihadapinya kini dan tidak ambil pusing dengan anggapan orang lain.

Nyonya Liang adalah satu-satunya orang yang masih tinggal di sana.

Dulu, total ada 47 rumah tangga dan 7 perusahaan di area itu. Semuanya sudah pindah pada September 2019 kecuali rumah Nyonya Liang, kata para pihak berwenang.

Baca juga: Kisah Rumah di Tengah Jalan Layang, Pemilik Ngeyel Tak Mau Digusur

Rumah Takao Shito yang terletak di dalam Bandara Narita, Prefektur Chiba, Jepang.BBC via Oddity Central Rumah Takao Shito yang terletak di dalam Bandara Narita, Prefektur Chiba, Jepang.
2. Rumah di tengah bandara

Di tengah Bandara Narita Jepang, ada sebuah rumah yang masih berdiri tegak. Rumah itu adalah satu-satunya yang tersisa dari 30 keluarga di daerah tersebut.

Pemiliknya adalah keluarga Takao Shito, yang sudah bertani sayuran di ladang yang sama selama lebih dari 100 tahun.

Kakeknya petani, ayahnya juga, dan kini dia turut meneruskan pekerjaan sebagai petani.

Dilansir dari Oddity Central, Shito berjuang mempertahankan tanahnya selama lebih dari 20 tahun, bahkan menolak tawaran lebih dari 1,7 juta dollar AS (Rp 25 miliar) untuk tanahnya.

“Ini adalah tanah yang digarap oleh tiga generasi selama hampir satu abad, oleh kakek saya, ayah saya, dan saya sendiri. Saya ingin terus tinggal di sini dan bertani,” kata Shito kepada AFP, beberapa tahun lalu.

Pesawat terbang di atas kediamannya selama 24 jam sehari dan satu-satunya cara untuk keluar dari sana adalah lewat terowongan bawah tanah.

Kedua landasan pacu bandara itu seharusnya melewati tanah Takao Shito. Namun, karena Shito bersikeras tidak menjual tanahnya, landasan pacu didesain sedemikian rupa.

Perjuangannya telah menjadi simbol hak-hak sipil. Ratusan sukarelawan dan aktivis bersatu mendukungnya selama bertahun-tahun.

Baca juga: Kisah Seorang Petani yang “Ngeyel” Bertani dan Tinggal di Dalam Bandara Lebih dari 20 Tahun

Rumah tua di kompleks Apartemen Residence Thamrin Executive Residence, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2019).KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA Rumah tua di kompleks Apartemen Residence Thamrin Executive Residence, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2019).
3. Rumah di tengah apartemen Thamrin

Tak hanya di China dan Jepang, Indonesia juga memiliki kisah rumah yang pemiliknya ngotot mempertahankan propertinya dari penggusuran proyek.

Di antara tingginya gedung-gedung Apartemen Thamrin Executive Residence, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ada satu rumah yang masih eksis di dalamnya.

Rumah reyot itu tepatnya berada di bagian belakang kompleks apartemen. Sekelilingnya adalah tower apartemen.

Sekilas rumah ini tak terlalu tampak karena tertutup tembok rumah yang dihiasi tanaman, sedangkan jika dilihat dari atas gedung apartemen hanya tampak genting tua warna cokelat yang usang.

Penghuninya bernama Ibu Lies, dan sempat menuturkan kisahnya kepada Kompas.com September tahun lalu.

Wanita berusia 64 tahun ini mengatakan, sejak kecil sudah tinggal di rumah itu yang merupakan warisan turun temurun oleh nenek moyangnya dan kini menjadi miliknya.

Baca juga: Rumah Reyot Nyempil di Tengah Apartemen Mewah Jakpus, Ini Kisah Sang Pemilik

Rumah Bu Lies saat ditemui di Apartemen Thamrin Residence Executive, Jalan Kebon Melati, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2019).KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA Rumah Bu Lies saat ditemui di Apartemen Thamrin Residence Executive, Jalan Kebon Melati, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2019).
Di rumah itu ibu 3 anak tersebut tinggal bersama suami dan satu anaknya yang masih sekolah.

Lies bercerita, dahulu lahan yang digunakan Apartemen Thamrin Residence Executive ini adalah lapangan dan perumahan warga.

“Dulu mah ada lah sepuluh rumah entah itu orang asli ataupun pendatang semua tinggal di sini,” ujar Lies saat dijumpai Jumat (20/9/2019).

Namun rumah-rumah itu kini berganti gedung apartemen mulai 2012. Seluruh tanah dan bangunan warga dibeli oleh pemilik Apartemen Thamrin Residence Executive.

Baca juga: 5 Kesulitan yang Dihadapi Lies karena Pertahankan Rumah di Tengah Apartemen Mewah

Ia mengaku, tak tahu persis berapa jumlah uang yang diterima tetangganya saat itu hingga rela pindah dari rumahnya.

“Tapi kayanya gede tuh dikasih, ada kali miliar deh kalau enggak salah,” katanya.

Akan tetapi Ibu Lies bergeming. Ia tetap mempertahankan rumah kesayangan dan satu-satunya peninggalan nenek moyangnya, meski pengelola sudah berkali-kali memberikan tawaran untuk pindah.

Ih ngapain banget, dibayar berapa pun rumah ini saya tidak sudi dibeli. Mereka mah emang cuma mau kuasai tanah ini. Ini tumpah darah saya di sini,” cerita Lies.

Baca juga: Punya Rumah di Tengah Apartemen, Lies Harus Beli Air hingga Bayar Karcis Masuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com