Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Ledakan di Filipina, Penerapan Darurat Militer Diajukan

Kompas.com - 25/08/2020, 13:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MANILA, KOMPAS.com – Dua ledakan yang membunuh 15 orang di Filipina Selatan membuat panglima Angkatan Darat Filipina mengusulkan penerapan darurat militer kembali.

Ledakan yang terjadi pada Senin (24/8/2020) di Jolo menewaskan tentara, polisi, dan warga sipil.

Leakan tersebut juga melukai 78 orang sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (25/8/2020).

Ledakan pertama diduga berasal dari bom sepeda motor. Insiden itu menewaskan enam tentara dan enam warga sipil.

Baca juga: 2 Ledakan di Pulau Jolo Tewaskan 14 Orang, Filipina Tuding Abu Sayyaf Pelakunya

Seorang polisi dan seorang tentara tewas satu jam kemudian ketika seorang wanita yang meledakkan bom bunuh diri ketika mendekati lokasi ledakan pertama.

"Ledakan pertama mungkin juga bom bunuh diri," kata Brigadir Jenderal William Gonzales, Komandan Satuan Tugas Regional.

Namun, Gonzalen menambahkan, pihaknya tidak dapat mengidentifikasi pembom karena tubuh di sekitar lokasi ledakan hancur berkeping-keping.

Tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden berdarah tersebut.

Baca juga: 2 Bom Dahsyat Guncang Filipina, 11 Orang Tewas 40 Terluka

Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah membentuk divisi infanteri khusus di Provinsi Sulu untuk memusnahkan Abu Sayyaf.

Dalm sambutannya pada Selasa, Duterte tidak menyebutkan atau menyinggung ledakan tersebut.

Panglima Angkatan Darat Filipina, Letnan Jenderal Cirilito Sobejana, mengatakan pemberlakuan kembali darurat militer di Sulu dapat membantu mengisolasi dan melacak jaringan Abu Sayyaf.

Darurat militer dicabut pada akhir tahun lalu di wilayah Mindanao, yang mencakup Sulu.

Baca juga: Gempa Dangkal 6,7 Magnitudo Guncang Filipina, Polisi: Kencang, Bikin Pusing

Wilayah tersebut diberlakukan darurat militer selama dua setengah tahun untuk melawan kelompok milisi bersenjata yang mengambil alih Kota Marawi karena diilhami ISIS.

“Situasi menentukan, menuntut, dengan insiden baru-baru ini dengan banyak korban, untuk lebih mengontrol populasi,” kata Sobejana kepada wartawan.

"Adalah bijaksana untuk mengumumkan darurat militer lagi,” sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com