Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Terdakwa Penembakan Masjid Christchurch Brenton Tarrant Tak Boleh Disiarkan Langsung

Kompas.com - 14/08/2020, 19:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

CHRISTCHURCH, KOMPAS.com - Sidang vonis terdakwa teroris Brenton Tarrant yang dijadwalkan berlangsung 24 Agustus, tidak boleh disiarkan secara langsung oleh media massa.

Sementara puluhan penyintas dan keluarganya telah tiba di Selandia Baru untuk menyaksikan jalannya persidangan.

Dalam keputusan Mahkamah Agung di Kota Christchurch pekan lalu, hakim Cameron Mander memperingatkan media agar tidak menyiarkan langsung jalannya persidangan.

Baca juga: Virus Corona, Selandia Baru Batalkan Setahun Peringatan Penembakan Christchurch

Pemberitaan mengenai apa yang terjadi dalam persidangan ini baru boleh disiarkan pada tengah hari dan akhir dari persidangan pada hari itu. Persidangannya sendiri diperkirakan akan berlangsung selama 3 hari.

Menurut laporan Radio New Zealand, hakim Mander berpendapat larangan ini bertujuan melindungi privasi dan martabat para korban serta menjaga integritas peroses peradilan.

"Pengadilan menyadari perlunya langkah-langkah untuk meminimalkan munculnya kembali trauma pada korban dan keluarganya, serta menghindari kemungkinan persidangan ini akan menyakitkan," jelasnya.

Baca juga: Tampilkan Video Penembakan Christchurch, 8 Situs Diblokir Pemerintah Australia

Persidangan ini merupakan sidang vonis, bukan lagi sidang pembuktian, karena terdakwa Tarrant pada 26 Maret 2020 telah mengakui segala dakwaan terkait dengan perbuatannya membunuh jemaah shalat Jumat di dua masjid Kota Christchurch.

Aksi penembakan ini dilakukan pria asal Australia itu pada 15 Maret 2019 dengan menggunakan senjata otomatis, menewaskan 51 orang dan mencederai 40 jemaah masjid Al Noor dan sebuah musala di Linwood. Ia menyiarkan perbuatannya itu secara langsung melalui media sosial.

Puluhan penyintas dan keluarga korban yang berasal dari berbagai negara telah tiba di Selandia Baru untuk menyaksikan persidangan tersebut.

Seorang pejabat setempat Megan Woods menjelaskan, sebanyak 53 orang telah tiba dari Inggris, Turki, Yordania, Bangladesh, Pakistan, Fiji, Mesir, Singapura dan Australia.

Baca juga: Edit dan Bagikan Video Penembakan Christchurch, Pria Selandia Baru Dipenjara

Menteri Woods yang bertanggung jawab menangani urusan karantina Covid-19 menjelaskan, para penyintas dan anggota keluarga korban yang berasal dari luar negeri kini menjalani isolasi sebelum bisa hadir langsung menyaksikan persidangan.

Bulan lalu pemerintahan PM Jacinda Ardern menerbitkan izin khusus bagi para penyintas dan keluarga korban yang bukan warga negara atau penduduk tetap Selandia Baru.

Ke-53 orang ini terdiri atas 34 penyintas dan sisanya merupakan anggota keluarga dan kerabat. Sebanyak 28 di antaranya merupakan warga negara Selandia Baru sehingga tidak memerlukan visa.

Mayoritas warga Selandia Baru menunjukkan simpatinya terhadap korban serangan teror yang dilakukan pria asal Australia Brenton Tarrant.ABC NEWS/MAZOE FORD Mayoritas warga Selandia Baru menunjukkan simpatinya terhadap korban serangan teror yang dilakukan pria asal Australia Brenton Tarrant.
Menteri Woods mengatakan, pihaknya juga menyiapkan dukungan bagi para penyintas dan keluarga korban mengingat potensi timbulnya kembali trauma dari persidangan ini.

Baca juga: Tersangka Penembakan Masjid di Christchurch Menolak Semua Tuduhan

"Kami menyadari mereka datang pada saat-saat traumatis seperti sekarang. Karena itu kami bersama polisi menyiapkan personil untuk setiap keluarga yang mungkin membutuhkan dukungan," jelasnya.

"Mereka datang untuk mendukung keluarganya yang ada di Selandia Baru. Saya rasa mereka cukup senang karena di tengah pandemi, mereka bisa datang ke Selandia Baru," katanya.

Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan dana bagi para korban luka tembak yang selamat serta bagi keluarga korban yang tewas, untuk membantu mereka datang ke Selandia Baru.

Dalam persidangan nanti, terdakwa Tarrant akan datang sendiri setelah ia memecat pengacaranya pada bulan Juli lalu.

Baca juga: Tampilkan Karakter Mirip Pelaku Penembakan Christchurch, Game Ini Dikecam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com