Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Vaksin Covid-19, Moderna, Target Peretasan Antek China

Kompas.com - 01/08/2020, 09:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemerintah China berupaya mencuri data pengembangan penelitian vaksin virus corona tahun ini, dengan menggunakan jasa peretas yang ditargetkan menyerang perusahaan bioteknologi Moderna.

Melansir pada Rueters pada Jumat (31/7/2020), langkah tersebut diketahui pemerintah Amerika Serikat (AS) setelah dilakukannya pelacakan terhadap peretas asal China yang tertangkap.

China menolak tuduhan bahwa peretas yang terhubung dengannya telah menargetkan Moderna.

Pekan lalu, Departemen Kehakiman AS mengumumkan kepada publik sebuah dakwaan terhadap dua warga negara China yang dituduh memata-matai AS, dengan menargetkan 3 perusahaan lainnya yang tidak disebut namanya, yang terlibat dalam penelitian medis untuk memerangi virus corona.

Surat dakwaan tersebut menyatakan para peretas China “melakukan pengintaian” terhadap jaringan komputer sebuah perusahaan biotek Massachusetts yang diketahui melakukan penelitian terhadap vaksin virus corona, pada Januari.

Baca juga: Dituding Sekte Sesat Penyebar Virus Corona di Korsel, Begini Klarifikasi Shincheonji

Moderna, yang berbasis di Massachusetts, mengumumkan kandidat vaksin Covid-19 pada Januari, mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa perusahaan telah melakukan kontak dengan FBI yang memberitahukan tentang "kegiatan pengintaian informasi" yang dicurigai dilakukan oleh kelompok peretasan dalam dakwaan minggu ini.

Kegiatan pengintaian dapat mencakup berbagai tindakan, termasuk menyelidik situs web publik untuk mengintai akun penting setelah memasuki jaringan, kata para pakar keamanan siber.

"Moderna tetap sangat waspada terhadap potensi ancaman keamanan siber, mempertahankan tim internal, layanan dukungan eksternal dan hubungan kerja yang baik dengan otoritas luar untuk terus menilai ancaman dan melindungi informasi berharga kami," kata juru bicara perusahaan Moderna Ray Jordan, menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.

Pejabat keamanan AS, yang tidak ingin disebutkan namanya, juga tidak memberikan perincian kasus lebih lanjut.

FBI dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS menolak untuk mengungkapkan identitas perusahaan yang menjadi target para peretas China.

Baca juga: Presiden Belarus Ini Mengaku Berhasil Kalahkan Virus Corona

Kandidat vaksin Moderna adalah salah satu taruhan paling awal dan terbesar oleh pemerintahan Trump untuk memerangi pandemi.

Pemerintah federal mendukung pengembangan vaksin perusahaan dengan hampir setengah miliar dollar AS (Rp 7,3 triliun) dan membantu Moderna meluncurkan uji klinis dari 30.000 orang mulai bulan ini.

China juga berlomba untuk mengembangkan vaksin virus corona, menyatukan sektor negara, militer, dan swasta untuk memerangi penyakit yang telah menewaskan lebih dari 660.000 orang di seluruh dunia.

Tidak berdasar

Surat dakwaan pada 7 Juli yang dirilis minggu lalu menuduh bahwa dua peretas asal China, Li Xiaoyu dan Dong Jiazhi, melakukan peretasan selama satu dekade yang baru-baru ini menargetkan kelompok penelitian medis Covid-19.

Baca juga: Bank Sperma di China Kekurangan Donasi akibat Wabah Virus Corona

Jaksa penuntut mengatakan Li dan Dong bertindak sebagai pemberi jasa untuk Kementerian Keamanan Negara China, sebuah badan intelijen negara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com