SEOUL, KOMPAS.com - Gereja Shincheonji memberikan klarifikasi, terkait pemberitaan media-media internasional yang menudingnya sebagai sekte sesat penyebar virus corona.
Sebelumnya, Gereja Shincheonji disebut "berkontribusi" dalam penyebaran Covid-19 di Korea Selatan karena berbagai alasan.
Di antaranya adalah keengganan bekerja sama dengan pemerintah, lalu praktik ibadahnya yang duduk berdekatan.
Baca juga: 17 Orang Meninggal di Korea Selatan karena Virus Corona, Pemimpin Gereja Shincheonji Disorot
Dilansir dari CNN Minggu (1/3/2020) Kim Shin-chang direktur Shincheonji mengatakan, Shincheonji bukan dalang di balik penyebaran virus corona di Korsel, dan sebaliknya pemerintah Korsel yang mengkambinghitamkan mereka.
Lalu terkait penyebutan sekte sesat, Shincheonji membantahnya dengan membeberkan bukti telah mewisudakan 103.764 lulusan sekolah Alkitab Shincheonji pada November 2019.
Baca juga: Pemimpin Sekte Sesat di Korea Selatan Dijerat Pasal Pembunuhan Terkait Penyebaran Virus Corona
Shincheonji juga menyinggung tentang pemberitaan media-media internasional yang menyebut jemaat Gereja Shincheonji adalah sekte sesat.
Mereka menuturkan, tudingan itu berasal dari Dewan Kristen Korea bernama CCK yang berniat menjatuhkan Shincheonji karena alasan politik.
"CCK punya pengaruh yang sangat kuat di Korsel. Mereka menggoreng isu di media Yonhap, media besar di Korsel, dan kantor-kantor berita internasional seperti Reuters hanya meng-copas-nya tanpa klarifikasi."
Akibatnya, media-media lain yang menyadur Reuters (dan AFP maupun kantor berita internasional berlangganan lainnya), turut memberitakan hal serupa.
Baca juga: Anggotanya Tularkan Virus Corona, Pemimpin Sekte Sesat di Korsel Ini Berlutut Minta Maaf
Cara duduk yang berdekatan saat beribadah juga disebutnya bukan serta merta salah Shincheonji.
Dekatnya jarak antar-jemaat ini sebelumnya dianggap memperbesar peluang tersebarnya virus corona.
"Pemerintah Korea mempersulit izin bangunan Gereja Shincheonji, Shincheonji tidak diperbolehkan membeli atau menyewa gedung yang besar, sehingga dengan anggota yang banyak tetapi ruangan sempit mereka terpaksa duduk di lantai tanpa kursi saat beribadah."
Selain memberikan klarifikasi, Shincheonji juga mengungkap anggota gereja tersebut mendapat pelecehan dan diskriminasi.
Dalam siaran persnya Shincheonji merujuk pada laporan Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat, di mana laporan ke PBB mengatakan anggota Shincheonji menderita pelecehan dari pemerintah dan masyarakat Korea Selatan.
Baca juga: Sekte Sesat yang Pemimpinnya Mengaku Pakai Jubah Yesus Dianggap Asal Virus Corona di Korsel
"Meskipun beberapa langkah pemerintah tampaknya didorong oleh masalah kesehatan masyarakat yang sah, yang lain tampaknya membesar-besarkan peran gereja dalam wabah tersebut."