Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Korupsi Dana Bantuan Membahayakan Masyarakat Afrika Selatan di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 26/07/2020, 18:48 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

JOHANNESBURG, KOMPAS.com - Paket bantuan ekonomi di Afrika Selatan senilai 26 miliar dollar AS (Rp 379,9 triliun) untuk masyarakat terdampak Covid-19, diduga telah dikorupsi.

Sebagai negara terbesar kelima dengan jumlah kasus Covid-19, Presiden Cyril Ramaphosa seketika mengumumkan akan melakukan penyelidikan secara luas terhadap dugaan tindakan korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan perusahaan swasta terkait dana bantuan yang ditujukan untuk melindungi 57 juta orang di negara itu.

"Lebih dari pada waktu lain, korupsi saat ini membahayakan hidup kita," kata Ramaphosa dalam pidato nasional pada Kamis malam (23/7/2020).

Makanan untuk orang miskin, alat pelindung diri untuk petugas kesehatan, dana hibah untuk masyarakat yang baru di-PHK, semua akan terdampak karena korupsi, kata Ramaphosa dengan khawatir, sebagaimana yang dilansir dari Associated Press pada Minggu (26/7/2020).

Awalnya, Afrika Selatan dipandang sebagai negara yang paling siap dalam menghadapi pandemi virus corona dibandingkan negara Afrika sub-Sahara lainnya.

Namun, dengan adanya korupsi yang telah mengakar bertahun-tahun telah melemahkan institusi negara dalam menyiapkan sistem kesehatan untuk menghadapi virus corona.

Pada Oktober 2019, kepala Unit Investigasi Khusus pemerintah melaporkan telah terjadi tindak penipuan, pemborosan, dan penyalahgunaan terhadap dana perawatan kesehatan dalam setahun itu sebesar 2,3 miliar dollar AS (Rp 33,6 triliun).

Baca juga: Bukan Main, 4 Miliarder Ini justru Semakin Kaya saat Pandemi Virus Corona

Juru bicara Unit Investigasi Khusus, Kaizer Kganyago mengatakan sudah menyelidiki lebih dari 20 kasus korupsi yang terjadi terkait dengan dana bantuan Covid-19.

Afrika Selatan sekarang ini memiliki lebih dari 434.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi, lebih dari separuh total kasus yang ada di benua Afrika.

Sedangkan, ada lebih dari 6.600 kematian karena virus corona, yang mana sebuah laporan baru menyatakan jumlah kematian tersebut sebenarnya lebih tinggi dari itu.

Rumah sakit umum tengah berjuang dan beberapa petugas kesehatan secara terbuka mengaku takut dalam mengahadapi Covid-19, karena lebih dari 5.000 petugas medis telah terinfeksi.

Sehingga, para perawat dan petugas medis lainnya memohon perlindungan yang lebih besar terhadap keamanan mereka dalam bekerja merawat para pasien terinfeksi virus corona.

Penipuan yang terjadi sudah begitu buruk terhadap persediaan medis yang sangat dibutuhkan dan terus meningkat.

Perusahaan Sicuro Safety dan Hennox Supplies sempat menaikkan harga masker hingga 900 persen, setelah dilakukan penyelidikan perusahaan tersebut mengaku bersalah dan didenda.

Baca juga: Virus Corona Diduga Masuk Korut, Kim Jong Un Langsung Rapat Darurat

Di provinsi Gauteng, episentrum virus corona baru di Afrika Selatan, perusahaan Royal Bhaca yang memasok pemerintah untuk kebutuhan APD, mengenakan biaya lebih dari empat kali lipat dari harga reguler atau sekitar 3,50 dollar AS (Rp 43.833) per masker bedah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Global
Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com