Kemudian, Bio Farma juga akan melibatkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan dan Universitas Padjajaran (Unpad), untuk mempersiapkan uji klinis tahap tiga ini.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun turut terlibat dalam proses ini.
"Hampir semua uji klinis Balitbangkes ikut memsupervisi," ucap Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) Ali Ghufron Mukti.
Baca juga: Calon Vaksin Covid-19 dari Sinovac Akan Diuji Klinis di Bandung, Unpad Dilibatkan
Ghufron lalu menyatakan, banyak aspek yang harus dipersiapkan untuk uji klinis tahap III termasuk prosedur, izin, protokol, dan subyek yang akan mengikuti uji klinis tersebut.
"Jumlah sampelnya menentukan berapa lama (uji klinis), semakin besar tentu semakin lama," ujar dia.
Di Indonesia calon vaksin akan diberikan ke 1.620 sukarelawan yang akan dilakukan oleh para analis dari Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran di Universitas Padjajaran, Bandung.
Para peserta uji klinis akan dipilih dengan rentang usia antara 18-59 tahun, dengan kriteria-kriteria tertentu.
Kebijakan ini juga berbeda dengan yang dilakukan Brasil. Negara pimpinan Presiden Jair Bolsonaro itu telah menetapkan sekitar 900 relawan dari dokter dan nakes sebagai subyek penelitian.
Indonesia juga baru akan melakukan uji coba Fase III pada Agustus 2020 setelah semua persyaratan rampung, berbeda dengan Brasil yang memulainya hari ini.
Baca juga: Agustus, Indonesia Mulai Uji Klinis Vaksin Corona Sinovac pada 1.620 Orang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.