Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulunya Dibeli Rp 810.000, Vas Ini Laku Rp 436 Miliar

Kompas.com - 14/07/2020, 19:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - Sebuah vas bunga dari China terjual seharga lebih dari 30 juta dollar Amerika atau setara Rp 436 miliar. Padahal, vas tersebut sebelumnya dibeli dengan harga 80 dollar Australia atau setara Rp 810.000.

Balai lelang multinasional, Sotheby's, menjelaskan vas tersebut sebagai artefak langka abad ke-18. Vas tersebut dinyatakan hilang selama berpuluh-puluh tahun hingga akhirnya ditemukan di rumah seorang wanita lanjut usia (lansia) di kawasan Eropa Tengah.

Seorang juru lelang mengatakan desain vas tersebut tidaklah biasa. Vas tersebut dibuat khusus untuk Kaisar Qianlong yang memerintah Dinasti Qing selama 60 tahun.

"Adalah keajaiban bahwa vas yang luar biasa rapuh ini bertahan selama 50 tahun di rumah yang dikelilingi oleh hewan peliharaan yang banyak," kata Ketua Sotheby's Asia, Nicolas Chow, dalam pers rilis sebelum pelelangan dimulai.

Pelelangan vas tersebut dilakukan di Sotheby's Hong Kong.

Desain vas tersebut sangat khas dan hanya diproduksi di bawah bimbingan pengawas pembakaran kerajaan, Tang Ying, pada 1742 dan 1743.

Baca juga: Disimpan di Kotak Sepatu, Vas Kaisar China Ini Terjual Rp 264 Miliar

Sotheby's menjelaskan bahwa vas berbentuk buah pir tersebut adalah contoh gaya porselen yang dikenal sebagai "yangcai," atau "warna asing" sebagaimana dilansir dari 9 News, Selasa (14/7/2020).

Dinamakan warna asing karena para pengrajin memasukkan pewarnaan gaya barat dan enamel ke dalam kerajinan mereka.

Vas tersebut ditemukan oleh konsultan seni yang berbasis di Amsterdam, Johan Bosch van Rosenthal. Mereka menemukan vas tersebut di rumah pemiliknya yang berusia 80-an tahun.

Namun pihak Sotheby's tidak merinci alamat mantan pemilik vas tersebut.

Vas itu diperiksa oleh para ahli Sotheby's yang mencocokkannya dengan barang di arsip rumah tangga kekaisaran Cina.

Baca juga: Vas Kaisar China dari Abad Ke-18 Dilelang Mulai Rp 8,3 Miliar

Sebelumnya, vas tersebut disimpan di sebuah istana di Kota Terlarang Beijing. Barang tersebut pernah dipuji oleh kaisar karena desainnya.

Catatan Sotheby's juga menunjukkan bahwa vas itu telah melewati rumah lelang di London pada tahun 1954, dijual seharga hanya 80 dollar Australia pada saat itu.

Objek itu lantas dinamai sebagai Harry Garner Reticulated Vase. Nama kolektor yang memilikinya sebelum lelang 1954 disematkan pada nama vas tersebut

Vas tersebut merupakan salah satu barang langka dari China yang ditemukan kembali. Beberapa dekade terakhir, artefak dari China menjadi buruan dalam pasar lelang.

Pada 2010, vas masa pemerintahan Kaisar Qianlong terjual seharga 62 juta dollar AS atau Rp 902 miliar. Vas tersebut ditemukan di sebuah ruma di London, Inggris.

Baca juga: The Elements, Vas Unik Berbahan Porselen

Pada 2018, vas dari abad ke-18 ditemukan di loteng rumah keluarga di Perancis. Vas tersebut berhasil dijual seharga 27 juta dollar AS atau Rp 393 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com