Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patriark Theodore II: Turki Telah Menaruh Duri Besar dalam Kehidupan Antar Umat Beragama

Kompas.com - 13/07/2020, 11:49 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com - Patriark Theodore II dari Alexandria, Mesir dalam sebuah pernyataannya pada Sabtu siang (11/7/2020) waktu setempat, mengatakan bahwa Turki telah menaruh duri besar dalam kehidupan bersama dan perdamaian antar-agama. 

Patriark Theodore II Alexandria dan Seluruh Afrika itu mengungkapkan kesedihan mendalamnya soal perubahan status Hagia Sophia.

Hagia Sophia, merupakan monumen Kristen bersejarah di Timur yang kini diubah statusnya oleh Pengadilan Turki kembali menjadi masjid seperti era Kekhalifahan Usmani.

Baca juga: Turki Siapkan 2 Imam dan 4 Muazin untuk Masjid Hagia Sophia

"Turki telah menambah duri besar lain dalam hidup damai berdampingan antar-masyarakat dan antar-agama," ungkap Paus sekaligus Patriark Gereja Ortodoks Timur dan Seluruh Afrika itu. 

Berikut ini pernyataan yang diungkap Patriark Theodore II atas perubahan status Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

"Dengan sangat sedih dan prihatin, saya diinformasikan tentang perubahan monumen Kristen paling bersejarah di Timur, Hagia Sophia menjadi masjid.

Tantangan ini mengguncang segalanya dan memperkeruh keadaan yang sudah bermasalah dengan adanya wabah virus corona.

Sementara selama periode ini, kita semua harus berjuang bersama secara harmonis, melawan musuh pandemi yang tak terlihat, Turki malah menambah duri besar lain dalam hidup damai antara manusia dan agama.

Baca juga: Erdogan: Status Hagia Sophia adalah Urusan Internal Turki

Sementara itu, kita di Mesir menikmati kebebasan beragama dan hidup berdampingan dalam damai. Presiden Mesir, Abdel Fattah El Sisi memberikan kita sertifikat untuk gereja-gereja Kristen, otoritas politik dan negara di negara kita secara bebas mengizinkan kita mengoperasikan gereja-gereja kita, memelihara mereka, merenovasi dan memperbagus mereka...

Di Turki, kita lihat hak-hak beragama dan budaya digunakan untuk tujuan lain, dan di atas segala-galanya, kita lihat sejarah telah diubah dan divisi baru telah dibuat untuk kepentingan pribadi.

Dari kursi Santo Mark, kami berdoa supaya logika akan tetap menang dan kedamaian Allah akan menguasai seluruh dunia!"

Baca juga: Tak Hanya Hagia Sophia, Beberapa Situs Ini Juga Alami Banyak Perubahan Fungsi

Sementara itu, melansir Kantor Berita Athena (ANA), dari Yunani, Uskup Agung Leronymos menyatakan bahwa keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid adalah suatu bentuk penghinaan.

"Instrumentisasi agama demi kepentingan partai politik, geopolitik dan geostrategis menunjukkan 'siapa' orang yang melakukannya.

Ini adalah penghinaan yang tidak hanya ditujukan kepada Ortodoksi dan Kekristenan, tapi juga secara umum, dan kepada seluruh umat manusia yang beradab, pada setiap orang yang berpikir tanpa memandang agama. Tapi, percuma saja melawan atau protes pada sesuatu yang tak bisa dilawan karena itu hanya akan melukai diri kita sendiri," tandas Uskup Agung itu seraya mengutip salah satu ayat Kisah Para Rasul dari Alkitab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com