Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan: Status Hagia Sophia adalah Urusan Internal Turki

Kompas.com - 13/07/2020, 07:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP,Anadolu

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan bahwa perubahan status Hagia Sophia merupakan urusan internal negara mereka.

Pernyataan itu dia sampaikan setelah pengadilan setempat mencabut status museum bangunan yang masuk ke dalam warisan dunia UNESCO itu.

Pencabutan Hagia Sophia dari museum memberikan jalan bagi pemerintah Turki untuk mengembalikan bangunan itu menjadi masjid.

Baca juga: Paus Fransiskus Sedih karena Hagia Sophia Diubah Kembali Jadi Masjid

"Pengambilan keputusan Hagia Sophia adalah hak negara Turki, bukan yang lain. Ini adalah urusan internal kami," koar Erdogan kepada Kriter.

Dikutip Anadolu Minggu (12/7/2020), dia menekankan setiap negara harusnya menghormati negaranya, dan menjelaskan mengapa dia mengambil langkah yang menjadi sorotan itu.

Dalam pandangan mantan Wali Kota Istanbul tersebut, perubahan dari masjid menjadi museum pada 1934 merupakan "keputusan menyakitkan buat mereka".

Dia mengabaikan kritik baik dari dalam negeri maupun luar, dengan menyatakan argumentasi yang mereka sampaikan "tak ada artinya".

Pada Jumat (10/7/2020), pengadilan tertinggi Turki, Dewan Negara, membatalkan dekrit kabinet yang sudah diterapkan selama 85 tahun terakhir.

Dalam putusan, disebutkan bangunan itu merupakan milik yayasan yang didirikan oleh Sultan Mehmet II, penakluk Istanbul, yang dipersembahkan sebagai masjid.

Bangunan itu awalnya merupakan katedral di bawah kekuasaan Kekaisaran Bizantium selama berabad-abad, dan kemudian jadi masjid pada 1435.

Pakar menyatakan, keputusan tersebut memberi keleluasaan bagi Erdogan untuk menguatkan pendukungnya sekaligus memecah oposisi.

Baca juga: Turki Berencana Tutup Gambar Yesus dan Bunda Maria di Hagia Sophia Pakai Teknologi Khusus


Jean Marcou, peneliti French Institute for Anatolian Studies mengatakan, bagi pendukung sang presiden, status museum Hagia Sophia merupakan perampasan.

"Niat Erdogan adalah menegaskan kekuasaan Turki dan Muslim lewat pendekatannya di nasional seperti halnya agama," beber Marcou.

Ozgur Unluhisarcikli, Direktur German Marshall Fund di Ankara menjelaskan, manuver itu jelas akan merebut hati mayoritas rakyat.

"Ini adalah debat di mana Erdogan tak bisa kalah dan oposisi tak bisa menang. Faktanya, keputusan ini berpotensi memecah penentang," paparnya dilansir AFP.

Meski begitu, pakar menyebut pengembalian status Hagia Sophia menjadi masjid bisa memanaskan relasi Erdogan dengan negara Barat.

Apalagi, saat ini pemerintahannya tengah berjibaku dengan krisis ekonomi dan konflik yang mereka dukung di sejumlah kawasan Timur Tengah.

Baca juga: Hagia Sophia Resmi Jadi Masjid, Umat Islam Dipersilakan Beribadah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP,Anadolu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com