Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Widya, Diadopsi ke Belanda Sejak Balita, Kini Mencari Ibu Kandungnya di Indonesia

Kompas.com - 17/06/2020, 08:17 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber wawancara

THE HAGUE, KOMPAS.com - Widyastuti, berdasarkan keterangan akta lahir yang dia peroleh dari Panti Asuhan Kasih Bunda yang pernah menampungnya, dia lahir pada 6 November 1975.

Sekitar usia lima tahun, Widya diadopsi ke Belanda. Sebuah angka yang diragukannya. Terlebih dari pihak panti asuhan juga terang-terangan mengatakan bahwa semua dokumen dirinya adalah palsu.

Sampai sekarang, Widya masih belum tahu kapan sebenarnya dia lahir, di mana, dan siapa nama orang tua kandung dia yang sebenarnya.

Hingga suatu hari, dia bergabung dengan sebuah komunitas bernama Mijn Roots, sebuah komunitas yang berisi orang-orang Indonesia yang diadopsi ke Belanda ketika masih bayi dan balita.

Widya, yang selama ini berpikir bahwa 'kamu orang Belanda, kamu tidak perlu mencari tahu asal-usulmu,' merasa tergugah terutama ketika dia mendengar kisah dari seorang teman bernama Yanien V yang secara keseluruhan memiliki latar belakang serupa dengan apa yang dialaminya.

Dalam wawancaranya dengan Kompas.com, Widya mengaku bahwa program My Roots Foundation telah mengubah jalan pikirnya dan dia menyadari bahwa selama ini dia telah salah karena mencoba tak memedulikan dari mana asalnya.

Baca juga: Polisi Italia Ungkap Jaringan Cuci Otak dan Perdagangan Anak, 18 Orang Ditahan

Sedikit ingatan dengan sang ibu

Kepingan ingatannya begitu berserakan, Widya sulit menyatukan kenangannya secara rinci.

Namun, kepingan-kepingan itu cukup menjalin sebuah cerita yang bisa dia susun untuk mengenali perjalanannya di masa lalu sebelum diadopsi oleh orang tua angkatnya di Belanda.

Di dalam surat yang dia tulis untuk ibu kandungnya secara terbuka di media sosial dan dialih bahasakan oleh temannya Tazia Darryanto yang sudah setahun ini dikenalnya, Widya menulis sedikit kenangan yang dia punya dengan sang ibu.

Surat yang ditulis Widya dan telah dialihbahasakan oleh temannya, Tazia Darryanto. Surat ini berisi sedikit kenangan yang dapat diingat Widya tentang hidupnyna dulu bersama sang ibu di Indonesia.Twitter @taziateresa Surat yang ditulis Widya dan telah dialihbahasakan oleh temannya, Tazia Darryanto. Surat ini berisi sedikit kenangan yang dapat diingat Widya tentang hidupnyna dulu bersama sang ibu di Indonesia.

Sebelum diadopsi, Widya ingat, dia pernah berlutut di hadapan Sultan di Keraton. Ingatan itu mengarahkan keyakinannya, bahwa dia mungkin lahir di Yogyakarta.

Widya juga ingat dia pindah ke Metro, Lampung (berdasarkan informasi dari salah satu petugas panti asuhan bernama Utari). Untuk hal itu, dia berasumsi bahwa kepindahannya adalah program transmigrasi dari pemerintah. 

Di Metro juga, Widya ingat rumahnya sempat kebakaran. Pasca peristiwa itu, yang dia ingat adalah dia dan sang ibu pindah ke Jakarta.

Di ibu kota, Widya menceritakan kalau dia dan ibunya dipenjara sebentar. Dia tidak mengerti kenapa hal itu bisa terjadi. Yang dia ingat, selepas dia dan ibunya dibebaskan, mereka hidup menggelandang di Jakarta.

Dia ingat bagaimana sang ibu tetap memberinya perlindungan dan kehangatan selama mereka tidur di bawah jembatan, juga jalanan di beberapa lokasi di Kota Tua.

Dia bahkan ingat, terkadang ibunya yang bekerja menitipkan dia pada seorang perempuan yang juga memiliki anak. Setelah ibunya pulang kerja, Widya ingat ibunya akan menjemput dan membawakannya makanan atau pun uang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com