Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Wabah Virus Corona Berubah Jadi Politis di Brasil

Kompas.com - 13/06/2020, 23:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

"Tidak ada yang menganggap ini serius," kata Josy Almeida Balbino, yang pekan lalu menguburkan saudara perempuannya Kelly dan ayahnya, Antonio, setelah mereka meninggal karena Covid-19.

"Dari satu hari ke hari berikutnya, kondisi orang-orang memburuk," tambah Josy. Kelly dan Antonio dirawat di rumah sakit pada hari yang sama, berbaring di ranjang ICU di samping satu sama lain, dan meninggal henya berbeda satu hari satu sama lain.

"Mereka membuka kembali, pada saat momen terburuk dari krisis," tambah putra Josy, Marcos.

Mereka mengejek presiden yang menyebutnya "flu kecil".

Baca juga: Lewati Rusia, Brasil Catatkan Kasus Covid-19 Terbanyak Kedua di Dunia

Politik versus pandemi

Pada saat Brasil perlu mengerahkan segala upaya untuk memerangi virus, presiden tidak melakukan hal semacam itu. Sebaliknya, dia terlibat dalam pertarungan politiknya sendiri.

Mahkamah Agung sedang menyelidiki tuduhan disinformasi dan intimidasi oleh para pendukungnya. Dia juga sedang diselidiki atas tuduhan bahwa dia ikut campur dalam penyelidikan polisi federal untuk melindungi keluarganya.

Ketegangan antara Bolsonaro dan pengadilan di negara itu sangat tinggi.

Kadang-kadang, pada beberapa bulan terakhir ini, politik lebih besar daripada pandemi.

Baca juga: Virus Corona, Rumah Sakit di Kota Terbesar Brasil Hampir Kolaps

Bukan berarti krisis kesehatan kurang penting, tetapi besarnya skandal politik begitu besar dan implikasinya sangat penting bagi Brasil.

Ada kemarahan atas penanganan Bolsonaro atas krisis - tetapi juga kekhawatiran yang berkembang tentang arah Brasil setelah pandemi berlalu.

Presiden jelas telah kehilangan dukungan dalam beberapa bulan terakhir tetapi pendukung intinya semakin kuat. Sekitar 30% orang mendukungnya. Mereka ingin ekonomi berjalan dan berpikir kekhawatiran atas virus itu berlebihan. Dukungan mereka lebih kuat dari sebelumnya.

Bagi mereka yang menentang Bolsonaro, momok militer mengkhawatirkan. Dia secara terbuka memuji kediktatoran militer Brasil selama dua dekade. Dan dia mendukung demonstrasi yang menyerukan intervensi militer dan mengakhiri Kongres dan Mahkamah Agung.

Peran militer telah diperkuat selama pandemi ini - yang hilang bukan hanya satu tetapi dua menteri kesehatan - keduanya dokter - dan sebagai gantinya, Eduardo Pazuello, seorang menteri sementara yang tidak memiliki latar belakang medis, ia adalah seorang jenderal. Sejak itu ia telah membuat beberapa penugasan militer di Kementerian Kesehatan.

Di bawah Pazuello, tentara ditugaskan untuk meningkatkan produksi hydroxychloroquine, obat anti-malaria yang dipromosikan oleh Jair Bolsonaro dan Presiden Donald Trump bisa mengobati Covid-19.

Tidak ada yang tahu kemana arah pandemi ini terjadi di Brazil. Dengan tingkat pengetesan yang menyedihkan, sangat sulit untuk mendapatkan gambaran yang benar tentang sejauh mana virus di sini, tetapi semua orang setuju bahwa gambaran sebenarnya jauh lebih buruk daripada yang ditunjukkan oleh angka resmi.

Tidak ada yang tahu ke mana Brasil menuju - dan bagi banyak orang, adalah gambaran yang lebih mengkhawatirkan daripada pandemi itu sendiri.

Baca juga: Naik 14.919 dalam 24 Jam, Kasus Covid-19 di Brasil Lampaui Italia dan Spanyol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com