Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahirkan Anak Kedua, Istri Dr Li Wenliang: Suamiku, Bisakah Kamu Melihat dari Surga?

Kompas.com - 12/06/2020, 14:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

WUHAN, KOMPAS.com - Istri mendiang Dr Li Wenliang, Fu Xuejie, pada Jumat (12/6/2020) berhasil melahirkan anak kedua dalam keadaan sehat.

Bayi laki-laki tersebut dikabarkan lahir pada Jumat dini hari di rumah sakit Wuhan. Fu dan bayinya dalam keadaan sehat, ujar media lokal Litchi News.

Mendiang Dr Li Wenliang merupakan dokter mata di Wuhan. Ia termasuk satu dari delapan orang yang ditegur polisi pada Januari, karena dituding "menyebarkan desas-desus" tentang penyakit misterius pada akhir Desember.

Baca juga: Kolega Dokter Pahlawan Li Wenliang Meninggal karena Virus Corona

Penyakit misterius yang dimaksud adalah Covid-19. Dr Li Wenliang lalu tertular virus corona dan meninggal pada 6 Februari di usia 33 tahun. Ia meninggalkan seorang istri yang sedang hamil dan anak pertama laki-laki berusia 5 tahun.

"Suamiku, bisakah kamu melihat kami dari surga?" tulis Fu di akun WeChat-nya pada Jumat pagi, sebagaimana dikutip South China Morning Post (SCMP).

"Hadiah terakhir yang kamu berikan padaku lahir hari ini. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menyayangi dan melindunginya."

Kematian Dr Li Wenliang menyulut kemarahan massal di China, karena pemerintah dianggap salah dalam penanganan awal wabah ini.

Di media sosial, berembus kencang seruan bagi pemerintah untuk bertanggung jawab atas penyebaran virus corona.

Kasus wafatnya Dr Li Wenliang mendorong para intelektual dan akademisi untuk menyuarakan kebebasan berbicara lebih, terkait tindakan Beijing tersebut.

Banyak di antara mereka yang mengutip pernyataan Li sebelum meninggal, yaitu "harus ada lebih dari satu suara dalam masyarakat yang sehat."

Baca juga: Pemerintah China Putuskan Hukuman Polisi pada Dr Li Wenliang Tidak Layak

Pemerintah China lalu membentuk tim untuk menyelidiki kasus Dr Li Wenliang, dan pada pertengahan Maret mereka mengatakan, teguran untuk Li dari polisi setempat "tidak tepat dan tidak menghormati prosedur penegakan hukum yang relevan."

Polisi lalu meminta maaf ke keluarga Dr Li Wenliang, dan mengatakan akan mencabut teguran tersebut.

Pada April, pemerintah setempat memuji Li sebagai salah satu dari 14 martir, gelar kehormatan tertinggi yang diberikan kepada warga negara karena mengorbankan hidup mereka untuk China.

Meski banyak kecaman publik tentang kematian Dr Li disensor di media sosial China, tetapi akun Weibo resmi Dr Li Wenliang tetap menjadi platform bagi orang-orang untuk mengenang hidupnya dan berbagi kabar.

Banyak warganet terus menyapa Dr Li dan memberi kabar mereka di kolom komentar unggahan terakhirnya. Bahkan ada juga yang mengusulkan peringatan di tanggal-tanggal sakral, seperti pada 4 Juni untuk mengenang tragedi Tiananmen.

Pada Jumat pagi, topik Weibo tentang Fu yang melahirkan anak keduanya telah dibaca lebih dari 8,8 juta kali. Para warganet kompak mendoakan bayi laki-laki itu dan ibunya.

"Melihat berita ini membuat saya menangis," tulis seorang warganet.

"Sewaktu dia dewasa, katakan padanya bahwa ayahnya adalah pahlawan," tulis warganet lainnya yang dikutip SCMP.

Baca juga: Polisi Minta Maaf atas Hukuman ke Dr Li Wenliang, Warganet: Pergilah Minta Maaf ke Kuburannya

Fu mengatakan kepada Litchi News, bahwa Li adalah dokter yang bertanggung jawab, serta seorang ayah dan suami yang baik hati.

Setelah kematian suaminya, Fu sempat menderita tekanan darah rendah dan perdarahan, yang membuatnya harus masuk rumah sakit.

Keluarga menyembunyikan kematian Li dari putra kecil mereka yang masih sekolah di TK, dan mengatakan bahwa ayahnya baru bepergian ke luar negeri.

Setelah kematian Dr Li Wenliang, Fu mengganti foto profilnya di WeChat menjadi foto serial manga Crayon Shinchan yang sebelumnya dipakai Li.

Foto profil itu menggambarkan empat anggota keluarga terdiri dari ibu, ayah, dan dua anak kecil.

Baca juga: China Sebut Dokter Li Wenliang, Whistleblower Virus Corona, sebagai Martir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com