Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra dari Jurnalis Jamal Khashoggi Maafkan Para Pembunuh Ayahnya

Kompas.com - 22/05/2020, 13:07 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

RIYADH, KOMPAS.com - Putra dari jurnalis Saudi Jamal Khashoggi yang tewas dibunuh mengatakan bahwa dia telah memaafkan para pembunuh ayahnya sebagaimana dilansir BBC.

Khashoggi, seorang kritikus pemerintah Arab Saudi terkemuka dibunuh di dalam konsulat Kerajaan Saudi di Kota Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018.

Pejabat Saudi mengumumkan kematian Khashoggi sebagai bagian dari 'operasi kriminal' dan tidak disetujui negara.

Tetapi laporan mereka tentang peristiwa itu telah diragukan secara internasional, termasuk oleh beberapa badan intelijen dan PBB.

Baca juga: Putra Khashoggi Bela Kerajaan Arab Saudi dalam Kasus Pembunuhan Sang Ayah

Khashoggi merupakan kontributor untuk surat kabar Washington Post dan tinggal di AS sebelum kematiannya.

Pada Desember 2019, pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada lima pria yang tidak disebutkan namanya atas peran mereka dalam pembunuhan Khashoggi setelah pengadilan rahasia di Riyadh.

Pelapor khusus PBB, Agnes Callamard, menyebut persidangan Saudi sebagai "antitesis keadilan" dan mendesak penyelidikan independen.

Baca juga: Bersalah, 5 Pembunuh Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi Dihukum Mati

Bagaimana respons keluarga Khashoggi?

Sebuah pernyataan diunggah dalam akun Twitter Salah Khashoggi, salah satu putra dari Jamal Khashoggi pada Jumat (22/5/2020).

Di dalam pernyataannya, Salah Khashoggi, merujuk pada Al Quran Surat Asy-Syura ayat 40. Dia menulis,

"Di malam yang diberkahi di bulan Ramadhan ini, kita ingat Firman Allah Swt yang berbunyi, 'jika seseorang memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim."

Salah melanjutkan, "Oleh karenanya, kami anak-anak laki-laki dari asy-syahid Jamal Khashoggi telah mengampuni mereka yang membunuh ayah kami (semoga Allah merahmatinya), demi Allah kami hanya mengharap balasan dari Allah Yang Maha Kuasa."

Baca juga: Regu Pembunuh Jurnalis Saudi Jamal Khashoggi Bercanda Cara Memutilasi Tubuhnya

Hukuman mati dapat diringankan mengingat pengampunan telah diberikan dari pihak keluarga korban berdasarkan hukum Islam, tetapi tidak jelas apakah itu akan berlaku dalam kasus ini.

Salah sebelumnya juga pernah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan kepercayaan dan dukungannya terhadap penyelidikan pemerintah Saudi.

Dia sebelumnya juga mengkritik "pihak oposisi dan musuh" Arab Saudi yang katanya berusaha mengeksploitasi kasus kematian ayahnya untuk melemahkan kepemimpinan negara itu.

Baca juga: Turki Tuntut 20 Warga Saudi Atas Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi

Apa yang sebenarnya terjadi pada Jamal Khashoggi?

Jamal Khashoggi adalah jurnalis yang diasingkan di Amerika Serikat pada 2017. Dia pergi ke konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018 untuk mengurus dokumen agar dapat menikah dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Tim penyelidik percaya bahwa Khashoggi dibunuh dan dimutilasi saat tunangannya menunggu di luar, tetapi jenazahnya belum pernah ditemukan.

Para pejabat Saudi awalnya mengklaim bahwa dia telah meninggalkan gedung itu dalam keadaan hidup dan catatan peristiwa mereka berubah beberapa kali dalam beberapa pekan pasca ketidakmunculan Khashoggi.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi Mencuat di Tengah Kabar Pembelian Newcastle

Rincian pembunuhannya yang mengerikan mengejutkan dunia, dan laporan PBB berikutnya mengatakan ada bukti yang dapat dipercaya bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dan pejabat tinggi Saudi lainnya bertanggung jawab secara individual.

Pangeran MBS kemudian membantah telah terlibat dalam pembunuhan itu, tetapi mengatakan dia "bertanggung jawab penuh sebagai pemimpin di Arab Saudi, terutama karena itu dilakukan oleh orang-orang yang bekerja untuk pemerintah Saudi".

Baca juga: Takut Harga Minyak Naik, Trump Tak Menentang Putra Mahkota Saudi soal Pembunuhan Khashoggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com