Sejauh ini, sudah lebih dari 2,5 juta orang terinfeksi Covid-19 dan sekitar 177.500 meninggal dunia.
Sejumlah negara menuding China bukan hanya meremehkan virus corona pada tahap awal, tapi juga memiliki pengaruh yang tak semestinya terhadap WHO.
Tudingan ini didasarkan atas kelambanan WHO menyatakan pandemi global yang baru diumumkan pada 11 Maret 2020.
Baca juga: Tuntut Keadilan, Australia Paksa Facebook dan Google Harus Bayar Konten Berita
Dua minggu sebelumnya, Australia justru sudah menyatakannya sebagai pandemi.
"Tindakan yang diambil oleh Pemerintah Australia, termasuk berhasil mendahului WHO, atas saran dari Dr Murphy," ujar PM Morrison pada 27 Februari.
Saran dimaksud itu berasa dari Pejabat Medis Tertingi Australia, Profesor Brendan Murphy yang secara tegas mendesak perlunya Covid-19 dinyataan sebagai pandemi.
Pemerintah Australia berpandangan untuk memahami dan menekan penyebaran penyakit di masa depan, dunia membutuhkan akses tak terbatas ke data dan informasi medis.
Salah satu hambatan WHO yang didirikan pada 1948, yaitu bahwa pejabat-pejabat internasional harus diundang terlebih dahulu oleh suatu negara diizinkan untuk melakukan penyelidikan.
Pemerintah Australia meragukan upaya mereformasi WHO, karena adanya hak veto pada masing-masing 194 negara anggotanya.
Hal itulah yang melatarbelakangi dorongan dari Pemerintah Australia untuk membentuk badan pengawas kesehatan dunia yang baru.
Sejauh ini, Presiden Prancis telah secara terbuka menanggapi seruan PM Morrison untuk penyelidikan pandemi.
Menurut sumber yang dikutip kantor berita Reuters, Presiden Macron menyampaikan kepada PM Morrison jika sekarang belum waktunya untuk penyelidikan semacam itu.
Pasalnya, kata sumber itu, Presiden Macron melihat yang lebih mendesak adalah bertindak serempak dan bukannya mencari siapa yang bersalah.
"Dia mengatakan setuju bahwa memang ada sejumlah di tahap awal. Tapi yang lebih mendesak kerjasama, sehingga tidak ada waktu untuk membicarakan hal ini," katanya.
Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, WNI di Australia Temukan Peluang Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.