YAOUNDE, KOMPAS.com - Presiden Kamerun Paul Biya mendapat banyak kecaman akibat diam saja saat virus corona telah memasuki negara pimpinannya.
Pemimpin berusia 87 tahun itu belum sekalipun berpidato untuk rakyatnya, padahal Covid-19 telah masuk Kamerun dalam sebulan terakhir.
Data terbaru di Worldometers menyebutkan Kamerun memiliki 658 kasus virus corona dengan 9 korban meninggal dan 17 pasien pulih.
Baca juga: Sarankan Tes Vaksin Virus Corona di Afrika, 2 Dokter Perancis Dikecam
Statistik tersebut membuat Kamerun menjadi negara dengan dampak terparah kedua di benua Afrika setelah Afrika Selatan.
Selain wabah virus corona, Kamerun juga menghadapi 2 konflik kekerasan yaitu melawan pasukan milisi Boko Haram di utara dan melawan separatis berbahasa Inggris di barat.
Lalu kini Kamerun harus berjuang lagi di "perang ketiga" bersama para dokter dan perawat yang kekurangan masker serta ventilator untuk merawat pasien Covid-19.
Baca juga: Saat Petir Menyambar, 20 Orang Tewas Tersengat Listrik di Kongo, Afrika Tengah
Selama 37 tahun Biya berkuasa, rakyat telah terbiasa dengan ketidakhadirannya dalam waktu yang lama, terutama karena masalah kesehatan.
Akan tetapi kebisuannya atas pandemi ini langsung menimbulkan kecaman keras di mana-mana.
Pada 11 Maret Biya sempat berpose di depan kamera setelah pembicaraan dengan duta besar Amerika Serikat (AS), tapi tidak berbicara kepada pers.
Baca juga: Virus Corona Meluas di Afrika, 13 Negara Tertular dalam Seminggu Terakhir
Enam hari berselang melalui Facebook-nya ia mendesak Kamerun menaati langkah-langkah pemerintah untuk melawan virus corona.
Namun sejak itu belum ada kata-kata dari kepala negara yang telah melalui banyak krisis sejak menjabat pada 1982 tersebut.
Dilansir dari AFP, rekam jejak Biya menunjukkan dia bukan pembicara utama, hanya tampil 3-4 kali dalam setahun.
Baca juga: Kisah Orang Afrika Pertama yang Terpapar Virus Corona dan Sudah Sembuh
Namun Stephane Akoa seorang peneliti mengatakan, "Dalam konteks seperti ini, pesan presiden sangat penting."
Jumat (3/4/2020) opisisi Biya yang menempati urutan kedua di pemilu 2018, Maurice Kamto, menuntut presiden harus berpidato di hadapan rakyat dalam 7 hari.
"Jika tidak, rakyat akan menilainya gagal. Diamnya Biya menjadi (tindak) kriminal," tegas Kamto.
Baca juga: Tipu Korban, WN Kamerun Mengaku Bisa Gandakan 100.000 Dollar AS Jadi Tiga Kali Lipat
Sejauh ini pembaruan dan tanggapan pemerintah Kamerun tentang virus corona dipegang oleh Menteri Kesehatan Anak Muda Malachie Manouda.
Namun kritik semakin deras menghujam Biya kala jumlah kasus Covid-19 meningkat dari 142 ke 658 hanya dalam seminggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.