KIGALI, KOMPAS.com - Pihak berwenang di Kigali, Rwanda mengumumkan penemuan lebih dari seperempat abad setelah peristiwa genosida di negara itu dan menewaskan 800 ribu etnis Tutsi dan Hutu moderat.
Penemuan itu adalah sebuah bendungan lembah yang berisi sekitar 30 ribu mayat akibat genosida.
Dilaporkan dari Bloomberg, pada Selasa besok (7/4/2020) rakyat Rwanda akan memperingati 26 tahun peristiwa Genosida 1994 yang dilakukan ekstremis Hutu terhadap multietnis di Rwanda khususnya etnis Tutsi dan Hutu moderat.
Baca juga: Genosida Rwanda, Kisah Anak-anak yang Kehilangan Sejarah Mereka
Sejauh ini penemuan mayat baru sebanyak 50 jasad karena Rwanda juga berada dalam kondisi social distancing dan lockdown akibat wabah virus corona.
Kabar tentang bendungan lembah dan jasad yang ditemukan muncul ketika banyak orang yang dihukum pada saat peristiwa genosida berlangsung dilepaskan dari penjara.
Mereka memberikan informasi baru tentang adanya 'kuburan massal'. Penduduk di sekitar tempat bendungan lembah itu juga turut memberikan informasi.
Baca juga: Myanmar Dituduh Genosida Rohingya, Ini Peringatan Aung San Suu Kyi
"Kini tantangannya adalah bendungan berisi air. Kami berusaha mengeringkannya," ujar Naphtal Ahishakiye, Sekretaris Eksekutif Organisasi Ibuka Korban Genosida yang selamat kepada The Associated Press.
Lembah itu terdapat di luar ibukota Kigali, di bagian timur negara itu. Otoritas setempat mengatakan lembah itu sudah pernah digali jauh sebelum peristiwa genosida terjadi.
Lembah itu digunakan untuk menyediakan air bagi pertanian di sekitarnya.