Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Minta AS Hapus Sanksi Buat Iran karena Wabah Virus Corona

Kompas.com - 03/04/2020, 07:33 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, D.C, KOMPAS.com - Kandidat terpilih calon presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden menyeru kepada pemerintah AS untuk menghapus sanksinya atas Iran pada Kamis (02/4/2020).

Permintaan itu dilakukan Biden agar penderitaan rakyat Iran berkurang atas wabah virus corona yang sedang berlangsung.

Biden mengatakan pemerintah AS harus menyiapkan saluran khusus bagi bank dan perusahaan lain untuk beroperasi di Iran dan mengeluarkan lisensi untuk perdagangan obat-obatan dan alat kesehatan.

Mantan wakil presiden AS itu juga mengimbau adanya jaminan untuk membantu kelompok-kelompok bahwa mereka tidak akan dihukum karena beroperasi di Iran.

Selain itu, menurut Biden juga, Teheran harus membalas tindakan tersebut dengan membebaskan warga AS yang ditahan di Iran.

Baca juga: Trump Sebut Vaksin Virus Corona Bakal Siap Saat Pilpres AS

Menurut Biden seperti yang dilansir AFP, kampanye 'tekanan maksimum' Presiden AS Donald Trump di Iran yang memuat sanksi besar-besaran telah menjadi bumerang yang buruk dan mendorong agresi dari rezim Republik Islam Iran itu.

Dalam sebuah pernyataan, Biden mengatakan,"Tidak masuk akal bahwa dalam krisis kesehatan global, menambah kegagalan dengan tindak kejam yang menghambat akses pada bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan."

Dia juga mengatakan kalau secara artifisial membatasi aliran bantuan kemanusiaan internasional hanya untuk mengejar poin politik bukan tindakan yang tepat.

Hal itu dinilainya tidak hanya akan mengizinkan pemerintah Iran untuk mengalihkan tanggung jawab akan tanggapannya yang gagal,

namun juga akan meningkatkan ancaman sebab virus corona kepada rakyat AS. Baik untuk saat ini mau pun di masa mendatang.

Baca juga: Pria Veteran Ini Memaki Joe Biden: Darah Mengalir di Tanganmu!

Permohonan Biden ini muncul sehari setelah saingannya untuk nominasi, Bernie Sanders memimpin anggota parlemen yang berhaluan kiri dalam menyerukan pencabutan sanksi AS terhadap Iran.

Pemerintah Trump sendiri telah mengusulkan bantuan AS ke Iran tapi menawarkan beberapa rincian dan masih terus memperluas sanksinya.

Pemerintah AS juga bersikeras tidak pernah menargetkan barang-barang kemanusiaan, namun beberapa bank dan eksportir di luar China bersedia ambil risiko sanksi AS dengan melakukan bisnis di Iran.

Trump sendiri menarik diri dari kesepakatan yang disegel oleh pemerintahan mantan Presiden AS sebelumnya, Barack Obama dengan Joe Biden sebagai wakilnya.

Saat itu pemerintah Obama berjanji akan menghapus sanksi kepada Iran dengan imbalan, Iran akan melakukan upaya denuklirisasi.

Sejauh ini, di Iran sebanyak 50.468 kasus infeksi akibat virus corona dilaporkan melalui Worldometers. Ada pun kematian akibat penyakit Covid-19 itu kini mencapai 3.160 orang dengan total pasien sembuh sebanyak 16.711 orang.

Baca juga: Virus Corona dan Pilpres AS Pertanda Black Swan, Indonesia Harus Waspada

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com