Menurut laporan AFP, kesepatakan itu berisi ketentuan Washington DC menarik mundur pasukannya dan hanya menyisakan 8.600 personil saja.
Angka itu turun hampir separuh dari jumlah sebelumnya sekitar 12.000 sampai 13.000 anggota militer.
Pasukan yang tersisa itu ditugaskan untuk berjaga-jaga dan memantau situasi keamanan terkini.
Kemudian bagi Taliban, kesepakatan ini bisa digunakan untuk mencegah Afghanistan jadi tempat berkumpulnya para pemberontak, untuk merencanakan penyerangan ke kubu lawan.
Baca juga: Taliban Kirim Ultimatum kepada AS, Apa Isinya?
Terkait hal ini keraguan masih menyelimuti AS, karena Taliban diragukan bisa dipercaya melawan teroris.
Sebaliknya jika semua berjalan dengan lancar, prajurit AS bisa saja ditarik semua dari Afghanistan dan tidak menyisakan satu orang pun di sana. Beberapa pengamat memprediksi ini tinggal menunggu waktu saja.
AS dan Taliban sebelumnya memang hampir mencapai kata damai, tapi Trump justru mengingkarinya hanya 11 jam setelah kesepakatan terjalin.
AFP menyebut, kunci perdamaian sebenarnya ada di perundingan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, bukan antara kelompok tersebut dan Washington DC.
Sebab perjanjian "intra-Afghanistan" seperti itu bisa berlangsung selama bertahun-tahun, ucap para analis yang dihimpun AFP.
Pertikaian antara tokoh-tokoh politik utama juga bisa memperkecil peluang terjalinnya kesepakatan.
Contohnya perseteruan Presiden Ashraf Ghani dan rivalnya, Abdullah Abdullah. Banyak yang percaya mereka tidak akan berdamai dan bersatu di depan publik.
Baca juga: 2 Tentara AS Tewas Disergap oleh Sosok Berpakaian Prajurit Afghanistan
"Sulit melihat Presiden Ghani menghadirkan delegasi yang akan diterima oleh semua lapisan masyarakat Afghanistan, terutama oposisi politik," ungkap analis kebijakan Mariam Safi kepada AFP.
Pertikaian yang terus berlanjut juga bisa melemahkan posisi Kabul dan menguatkan para pemberontak di meja perundingan.
Kalau begitu jadinya, demokrasi yang baru saja lahir di Afghanistan akan langsung menghadapi masa suram.
Baca juga: Seorang Warga AS Diculik oleh Taliban di Afghanistan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.