Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gencatan Senjata AS-Taliban, Ini 4 Hal yang Perlu Anda Ketahui

Kompas.com - 28/02/2020, 21:14 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber AFP

Menurut laporan AFP, kesepatakan itu berisi ketentuan Washington DC menarik mundur pasukannya dan hanya menyisakan 8.600 personil saja.

Angka itu turun hampir separuh dari jumlah sebelumnya sekitar 12.000 sampai 13.000 anggota militer.

Pasukan yang tersisa itu ditugaskan untuk berjaga-jaga dan memantau situasi keamanan terkini.

Kemudian bagi Taliban, kesepakatan ini bisa digunakan untuk mencegah Afghanistan jadi tempat berkumpulnya para pemberontak, untuk merencanakan penyerangan ke kubu lawan.

Baca juga: Taliban Kirim Ultimatum kepada AS, Apa Isinya?

Terkait hal ini keraguan masih menyelimuti AS, karena Taliban diragukan bisa dipercaya melawan teroris.

Sebaliknya jika semua berjalan dengan lancar, prajurit AS bisa saja ditarik semua dari Afghanistan dan tidak menyisakan satu orang pun di sana. Beberapa pengamat memprediksi ini tinggal menunggu waktu saja.

AS dan Taliban sebelumnya memang hampir mencapai kata damai, tapi Trump justru mengingkarinya hanya 11 jam setelah kesepakatan terjalin.

4. Menerka yang terjadi selanjutnya

AFP menyebut, kunci perdamaian sebenarnya ada di perundingan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, bukan antara kelompok tersebut dan Washington DC.

Sebab perjanjian "intra-Afghanistan" seperti itu bisa berlangsung selama bertahun-tahun, ucap para analis yang dihimpun AFP.

Pertikaian antara tokoh-tokoh politik utama juga bisa memperkecil peluang terjalinnya kesepakatan.

Contohnya perseteruan Presiden Ashraf Ghani dan rivalnya, Abdullah Abdullah. Banyak yang percaya mereka tidak akan berdamai dan bersatu di depan publik.

Baca juga: 2 Tentara AS Tewas Disergap oleh Sosok Berpakaian Prajurit Afghanistan

"Sulit melihat Presiden Ghani menghadirkan delegasi yang akan diterima oleh semua lapisan masyarakat Afghanistan, terutama oposisi politik," ungkap analis kebijakan Mariam Safi kepada AFP.

Pertikaian yang terus berlanjut juga bisa melemahkan posisi Kabul dan menguatkan para pemberontak di meja perundingan.

Kalau begitu jadinya, demokrasi yang baru saja lahir di Afghanistan akan langsung menghadapi masa suram.

Baca juga: Seorang Warga AS Diculik oleh Taliban di Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com