Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketika Drone Iran Tempuh 1.800 Km untuk Serang Israel...

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan, serangan yang diberi nama "Operasi Janji Pasti" ditujukan pada “sasaran tertentu” di wilayah Israel.

Iran juga menegaskan bahwa aksi mereka ada hubungannya dengan “kejahatan berulang” Israel—termasuk serangan pada 1 April terhadap Konsulat Iran di Damaskus.

Di Yerusalem, koresponden BBC melaporkan sirene diaktifkan sekitar pukul 01.45 waktu setempat (05.45 WIB).

Ledakan keras terdengar bersamaan dengan sistem pertahanan udara yang menembak jatuh benda-benda di angkasa sehingga menerangi langit malam.

Sumber militer Israel mengatakan, lebih dari 100 drone telah diluncurkan dari Iran yang berjarak sekitar 1.800 km. AS telah menembak jatuh beberapa rudal tersebut, CBS News melaporkan.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, mereka dalam siaga tinggi dan “memantau semua target”.

“Iran telah melancarkan serangan langsung dari wilayah Iran menuju Israel,” kata juru bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari.

“Kami memantau dengan cermat drone pembunuh Iran yang sedang dalam perjalanan ke Israel, yang dikirim oleh Iran. Ini adalah eskalasi yang parah dan berbahaya.”

Sesaat sebelum berita peluncuran drone Iran mengemuka, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "sistem pertahanan" negaranya telah dikerahkan.

“Kami siap menghadapi skenario apa pun, baik secara defensif maupun ofensif. Negara Israel kuat. IDF kuat. Masyarakat kuat. Kami mengapresiasi sikap Amerika yang berdiri di samping Israel, serta dukungan dari Inggris, Perancis, dan banyak negara lainnya.”

Mantan juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Jonathan Conricus, mengatakan, "ini adalah hari pertama bagi Timur Tengah yang baru—untuk pertama kalinya Iran menyerang Israel langsung dari wilayah kedaulatan Iran".

Berbicara di BBC News Channel, ia mengutip laporan lebih dari 100 drone dan rudal jelajah Iran menuju Israel, “dengan perkiraan waktu kedatangan yang berbeda-beda”. Dia mengatakan "pertahanan udara Israel sibuk mengatasi ancaman ini".

Ketika ditanya apakah Israel telah merencanakan hal ini, dia berkata, "Saya pikir Israel pandai merencanakan kemungkinan militer, namun mereka tidak selalu unggul dalam hal strategis. Saya tidak menyangka Iran akan melakukan ini, dari wilayah Iran. Hal ini akan menyeret negara-negara lain, termasuk AS, ke dalam konflik.”

Conricus menambahkan: "Saya pikir ada beberapa rencana, dengan mempertimbangkan target di Iran".

Dia mengatakan target-target tersebut mencakup lokasi dari kelompok “Hezbollah, proksi Iran di Suriah, serta kelompok Houthi di Yaman".

“Itu tergantung seberapa besar kerusakan yang akan terjadi di Israel – itu akan menjadi ukuran bagaimana Israel akan membalasnya.”

Aksi saling balas dendam yang terus meningkat menjadi perang besar-besaran

Frank Gardner, koresponden BBC bidang keamanan

Inilah eskalasi konflik antara Iran, proksinya, dan Israel yang ditakuti semua orang: serangan langsung oleh satu negara terhadap negara lain.

Selama hampir dua minggu institusi keamanan Iran telah mempertimbangkan respons terhadap serangan udara tanggal 1 April terhadap konsulatnya di Damaskus, yang secara luas dianggap sebagai ulah Israel, yang menewaskan beberapa komandan penting Iran.

Jelas, keputusan diambil lantaran suatu eskalasi besar—sebuah serangan yang meratakan gedung diplomatik sekaligus wilayah kedaulatan Iran—memerlukan respons yang lebih tinggi.

Israel punya beberapa lapisan pertahanan udara dan telah berjanji untuk menanggapi setiap serangan di wilayahnya - dan mereka akan melakukannya.

Risikonya sekarang adalah aksi saling balas dendam ini akan terus meningkat menjadi perang besar-besaran di kawasan, sesuatu yang berusaha keras dihindari oleh sebagian besar negara di kawasan ini sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

https://www.kompas.com/global/read/2024/04/15/083824870/ketika-drone-iran-tempuh-1800-km-untuk-serang-israel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke