AS Minta China Gunakan Pengaruhnya untuk Cegah Iran Serang Israel

BEIJING, KOMPAS.com - Dalam pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Jumat (12/4/2024), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta Beijing menggunakan pengaruhnya untuk mencegah Iran menyerang Israel.

Seperti diketahui, kekhawatiran akan pembalasan oleh Iran telah meningkat setelah terjadinya serangan Israel terhadap gedung diplomatik Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu.

Sementara itu, China mendesak Amerika Serikat untuk memainkan "peran konstruktif" di Timur Tengah.

Pada Jumat, China mengkonfirmasi bahwa panggilan telepon telah dilakukan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan, Menlu Wang telah menyatakan kecaman keras terhadap serangan Israel tersebut, sambil menekankan hak yang "tidak dapat diganggu gugat" atas keamanan lembaga-lembaga diplomatik dan kebutuhan untuk menghormati kedaulatan Iran dan Suriah.

"China akan terus memainkan peran konstruktif dalam penyelesaian masalah Timur Tengah... dan berkontribusi untuk mendinginkan situasi. Pihak Amerika Serikat khususnya harus juga memainkan peran yang konstruktif," tambah Mao Ning, sebagaimana dikutip dari AFP.

Iran bagaimanapun telah bersumpah untuk melakukan serangan balik setelah serangan Israel terhadap gedung diplomatik menewaskan tujuh anggota pasukan elit Garda Revolusi Republik Islam, termasuk dua jenderal.

Amerika Serikat telah berulang kali mengajukan permohonan publik agar China berbuat lebih banyak untuk mengatasi krisis ini, termasuk melalui tekanan terhadap Iran, yang mendukung Hamas.

Sebaliknya, Beijing telah mengkritik Amerika Serikat sebagai bias terhadap Israel.

"Putaran eskalasi ini adalah manifestasi terbaru dari limpahan konflik Gaza, dan sangat penting bahwa konflik Gaza harus dihentikan sesegera mungkin," ujar Mao pada Jumat.

Dia menambahkan bahwa China menyerukan gencatan senjata di Gaza segera. 

Sebelumnya, Presiden Joe Biden pada Rabu (10/4/2024) mengatakan, dukungan AS untuk keamanan Israel adalah "sangat kuat", meskipun ia mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang memimpin perang di Gaza.

Tidak jelas apakah Wang dan Blinken telah mendiskusikan hal-hal lain selain konflik tersebut. 

"Saya percaya bahwa menteri luar negeri dari kedua negara seharusnya bertukar pandangan mengenai isu-isu lain yang menjadi kepentingan bersama, namun saya tidak memiliki informasi spesifik," kata Mao.