Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Parlemen Ukraina untuk Sementara Dukung RUU Mobilisasi 500.000 Tentara

RUU tersebut menjadi perdebatan sengit di Ukraina, negara yang mulai kelelahan karena perang.

Militer Ukraina selama berbulan-bulan meminta pemerintah merekrut lebih banyak tentara untuk menambah jumlah prajurit yang semakin berkurang, dan meringankan beban pasukan garis depan yang kelelahan.

Setelah bulan lalu menolak membahas RUU tersebut, kini 243 anggota parlemen menyetujuinya dalam pembacaan pertama.

Proses menjadikannya undang-undang bisa memakan waktu berminggu-minggu.

"Ini bukan keputusan final. Akan ada pembacaan kedua, dan akan dilakukan amendemen," kata anggota parlemen oposisi Oleksiy Goncharenko di aplikasi perpesanan Telegram, dikutip dari kantor berita AFP.

Versi pertama RUU yang diajukan pemerintah pada Desember 2023 ini akan menurunkan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun.

Pemerintah Ukraina juga akan memotong masa wajib militer dari yang semula tidak terbatas menjadi 36 bulan, tetapi usulan tersebut memicu kepanikan di kalangan orang-orang yang belum wajib militer.

  • Butuh 500.000 Tentara, Ukraina Akan Turunkan Usia Minimal untuk Mobilisasi
  • Ukraina Rencanakan Mobilisasi 500.000 Warga Lawan Rusia
  • Rusia Bersiap Rekrut 500.000 Komponen Cadangan dalam Mobilisasi Tambahan

Selama setahun terakhir perang Rusia-Ukraina tidak mencatatkan kemajuan teritorial signifikan, sehingga Moskwa mengerahkan lebih banyak orang ke medan tempur.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kemudian mengatakan pada Desember 2023, militer hendak memobilisasi 500.000 orang untuk melawan sekitar 600.000 tentara Rusia yang ditempatkan di Ukraina.

https://www.kompas.com/global/read/2024/02/08/113626370/parlemen-ukraina-untuk-sementara-dukung-ruu-mobilisasi-500000-tentara

Terkini Lainnya

Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Global
Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke