RUU tersebut menjadi perdebatan sengit di Ukraina, negara yang mulai kelelahan karena perang.
Militer Ukraina selama berbulan-bulan meminta pemerintah merekrut lebih banyak tentara untuk menambah jumlah prajurit yang semakin berkurang, dan meringankan beban pasukan garis depan yang kelelahan.
Setelah bulan lalu menolak membahas RUU tersebut, kini 243 anggota parlemen menyetujuinya dalam pembacaan pertama.
Proses menjadikannya undang-undang bisa memakan waktu berminggu-minggu.
"Ini bukan keputusan final. Akan ada pembacaan kedua, dan akan dilakukan amendemen," kata anggota parlemen oposisi Oleksiy Goncharenko di aplikasi perpesanan Telegram, dikutip dari kantor berita AFP.
Versi pertama RUU yang diajukan pemerintah pada Desember 2023 ini akan menurunkan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun.
Pemerintah Ukraina juga akan memotong masa wajib militer dari yang semula tidak terbatas menjadi 36 bulan, tetapi usulan tersebut memicu kepanikan di kalangan orang-orang yang belum wajib militer.
Selama setahun terakhir perang Rusia-Ukraina tidak mencatatkan kemajuan teritorial signifikan, sehingga Moskwa mengerahkan lebih banyak orang ke medan tempur.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kemudian mengatakan pada Desember 2023, militer hendak memobilisasi 500.000 orang untuk melawan sekitar 600.000 tentara Rusia yang ditempatkan di Ukraina.
https://www.kompas.com/global/read/2024/02/08/113626370/parlemen-ukraina-untuk-sementara-dukung-ruu-mobilisasi-500000-tentara