Kerry mengeluarkan peringatannya beberapa jam setelah presiden COP28 Sultan Al Jaber mengusulkan rancangan kesepakatan yang tidak mencakup penghapusan bahan bakar fosil.
AS, Uni Eropa, dan pulau-pulau dataran rendah yang paling rentan terhadap perubahan iklim pun kecewa dengan rancangan tersebut.
“Banyak dari kita yang meminta dunia menghentikan penggunaan bahan bakar fosil,” kata Kerry kepada para menteri, dikutip dari kantor berita AFP.
Dia menambahkan, "Saya pikir sebagian besar dari Anda di sini menolak menjadi bagian dari sandiwara."
Mantan Menteri Luar Negeri AS tersebut berbicara dalam sesi tertutup, tetapi sekelompok pengamat di luar ruangan menonton dari webcast langsung yang dapat diakses salah satu dari mereka.
“Ini adalah COP terakhir kita yang berkesempatan mempertahankan suhu 1,5 derajat. Ini dia,” imbuh Kerry.
Perjanjian Paris 2015 menetapkan target pemanasan global maksimal 1,5 derajat Celsius dari tingkat pra-industri untuk menghindari kerusakan terburuk akibat perubahan iklim.
"Saya rasa tidak ada seorang pun di sini yang ingin dikaitkan dengan kegagalan menjalankan tanggung jawab ini. Tidak banyak orang yang diminta membuat pilihan hidup dan mati secara historis," ujar Kerry.
“Ini perang untuk bertahan hidup.”
Setelah draf sebelumnya mencantumkan opsi menghapus minyak, gas, dan batu bara, rancangan terbaru berfokus pada pengurangan produksi dan konsumsi minyak, gas, serta penggunaannya guna mencapai emisi nol bersih pada 2050.
Bahan bakar fosil diketahui menyebabkan sebagian besar emisi gas rumah kaca yang memerangkap panas.
https://www.kompas.com/global/read/2023/12/12/183300370/as--ktt-cop28-kesempatan-terakhir-untuk-capai-batas-pemanasan-global