Iran, Turkiye, Azerbaijan, dan Uzbekistan bersama-sama mengajukan buka puasa masuk ke daftar UNESCO tersebut.
“Buka puasa (juga disebut Eftari atau Iftar) diperingati umat Islam saat matahari terbenam di bulan Ramadhan, setelah selesainya semua rangkaian ibadah keagamaan,” kata UNESCO, dikutip dari kantor berita AFP.
Buka puasa setelah azan magrib dikaitkan dengan pertemuan yang memperkuat ikatan keluarga dan komunitas, serta mempromosikan amal, solidaritas, juga pertukaran sosial, lanjutnya.
Pengakuan ini dilakukan oleh Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda yang bertemu di Botswana sejak Senin (4/12/2023).
Di beberapa negara Muslim, buka puasa biasanya dilakukan dengan makan kurma serta teh. Namun, variasi masakan dan kue kering juga biasa disantap tergantung negaranya.
UNESCO mengatakan, “Praktik berbuka puasa biasanya diwariskan dalam keluarga, dan anak-anak serta remaja sering kali dipercaya untuk menyiapkan komponen makanan tradisional”.
https://www.kompas.com/global/read/2023/12/07/120500770/unesco-masukkan-buka-puasa-sebagai-warisan-budaya-takbenda