Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

India Resmi Setop Ekspor Beras dalam Jumlah Besar, Picu Kekhawatiran Global

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah India pada Kamis (20/7/2023) memerintahkan penghentian ekspor beras terbesarnya.

Negara pengekspor biji-bijian terbesar di dunia itu kira-kira akan mengurangi separuh pengiriman beras mereka, yang memicu kekhawatiran akan inflasi lebih lanjut di pasar makanan global.

Pemerintah India mengatakan akan memberlakukan larangan terhadap beras putih non-basmati setelah harga beras eceran naik 3 persen dalam sebulan.

Kenaikan harga tersebut terjadi setelah hujan monsun lebat yang datang terlambat menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman.

India menyumbang lebih dari 40 persen ekspor beras dunia.

Jika persediaan dari para eksportir lain rendah, pengurangan ekspor beras India ini dapat menaikkan harga makanan yang sudah terdorong naik oleh invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu dan cuaca yang tidak menentu.

"Untuk memastikan ketersediaan beras putih non-basmati yang memadai di pasar India dan untuk meredakan kenaikan harga-harga di pasar domestik, pemerintah India telah mengubah kebijakan ekspor," kata Kementerian Pangan India dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Kategori yang terkena dampaknya, yaitu beras putih dan beras pecah kulit non-basmati, menyumbang sekitar 10 juta ton dari total 22 juta ton ekspor beras India pada tahun lalu.

Pemerintah India mengklarifikasi pada Kamis bahwa beras pratanak, yang mewakili 7,4 juta ton ekspor pada 2022, tidak termasuk dalam larangan tersebut.

Langkah ini menunjukkan sensitivitas pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi terhadap inflasi pangan menjelang pemilihan umum yang akan diadakan tahun depan.

Pemerintahannya telah memperpanjang larangan ekspor gandum setelah membatasi pengiriman beras pada September 2022. Pemerintah juga membatasi ekspor gula tahun ini karena hasil panen tebu menurun.

"India akan mengganggu pasar beras global dengan kecepatan yang jauh lebih besar daripada yang dilakukan Ukraina di pasar gandum dengan invasi Rusia," kata B.V. Krishna Rao, presiden Asosiasi Eksportir Beras mengatakan kepada Reuters.

Beras adalah makanan pokok bagi lebih dari 3 miliar orang di dunia dan hampir 90 persen dari tanaman yang membutuhkan banyak air ini diproduksi di Asia, di mana pola cuaca El Nino biasanya membawa curah hujan yang lebih rendah.

Harga-harga beras global sudah berada di level tertinggi dalam 11 tahun terakhir.

"Larangan ekspor yang tiba-tiba akan sangat menyakitkan bagi para pembeli, yang tidak dapat mengganti pengiriman dari negara lain," kata Rao.

Menurut dia, sementara Thailand dan Vietnam tidak memiliki persediaan yang cukup untuk menutupi kekurangan tersebut, para pembeli dari Afrika akan sangat terpengaruh oleh keputusan India ini.

Dia menambahkan bahwa banyak negara akan mendesak India untuk melanjutkan pengiriman.

Pembeli utama beras India lainnya termasuk Benin, Senegal, Pantai Gading, Togo, Guinea, Bangladesh, dan Nepal.

Larangan ini telah berlaku efektif mulai 20 Juli, tetapi kapal-kapal yang sedang dalam proses pemuatan masih diperbolehkan untuk melakukan ekspor.

https://www.kompas.com/global/read/2023/07/21/081500870/india-resmi-setop-ekspor-beras-dalam-jumlah-besar-picu-kekhawatiran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke