Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Biden Klaim AS Telah Hancurkan Semua Persediaan Senjata Kimia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden pada Jumat (7/8/2023) mengumumkan, Amerika Serikat telah sepenuhnya memusnahkan persediaan senjata kimia yang telah berusia puluhan tahun.

Dia memastikan, AS memenuhi komitmen di bawah Konvensi Senjata Kimia yang telah berusia tiga dekade.

"Hari ini, dengan bangga saya umumkan bahwa Amerika Serikat telah dengan aman menghancurkan amunisi terakhir di tempat penimbunan tersebut. Ini membawa kita selangkah lebih dekat ke dunia yang bebas dari kengerian senjata kimia," kata Biden.

Sebagimana dikutip dari AFP, Amerika Serikat adalah negara penandatangan Konvensi Senjata Kimia terakhir yang menyelesaikan tugas untuk menghancurkan persediaan.

Meski demikian, ada beberapa negara yang diyakini masih menyimpan cadangan senjata kimia secara secara rahasia.

"Ini menandai pertama kalinya sebuah badan internasional memverifikasi pemusnahan seluruh kategori senjata pemusnah massal yang telah dideklarasikan," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman ini muncul setelah Depot Angkatan Darat Blue Grass, fasilitas Angkatan Darat AS di Kentucky, baru-baru ini menyelesaikan pekerjaannya selama empat tahun untuk memusnahkan sekitar 500 ton bahan kimia mematikan. Itu diklim sebagai pasokan terakhir yang dimiliki oleh militer Amerika.

AS telah menyimpan proyektil artileri dan roket selama puluhan tahun yang mengandung gas mustard, agen saraf VX dan sarin, serta agen blister.

Senjata-senjata tersebut dikutuk secara luas setelah penggunaannya dengan hasil yang menghebohkan di medan perang Perang Dunia I.

Namun, banyak negara yang mempertahankan dan mengembangkannya lebih lanjut pada tahun-tahun berikutnya.

Konvensi Senjata Kimia yang disepakati pada tahun 1993 dan mulai berlaku pada tahun 1997 telah memberikan waktu kepada Amerika Serikat hingga 30 September tahun ini untuk memusnahkan semua senjata kimia dan amunisinya.

Pada Mei lalu, Fernando Arias, kepala Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), menyampaikan para penandatangan pakta lainnya telah memusnahkan kepemilikan mereka.

Hal ini menyisakan hanya Amerika Serikat yang masih harus menyelesaikan tugas tersebut.

"Lebih dari 70.000 ton racun paling berbahaya di dunia telah dimusnahkan di bawah pengawasan OPCW," katanya.

Menurut Asosiasi Pengawasan Senjata AS, pada tahun 1990 Amerika Serikat memiliki hampir 28.600 ton senjata kimia, penyimpanan terbesar kedua di dunia setelah Rusia.

Dengan meredanya Perang Dingin, negara-negara adidaya dan negara-negara lain bergabung bersama untuk merundingkan Konvensi Senjata Kimia.

Menghilangkan timbunan senjata kimia, yang sangat berbahaya karena berarti menetralisir tidak hanya zat kimia tetapi juga amunisi yang terkandung di dalamnya, merupakan proses yang lambat.

Rusia baru selesai menghancurkan timbunan amunisinya sendiri pada 2017.

Pada April 2022, AS hanya memiliki kurang dari 600 ton yang tersisa untuk dihancurkan.

Biden mendesak kewaspadaan yang berkelanjutan untuk memastikan semua senjata kimia di seluruh dunia dimusnahkan dan mengatakan bahwa segelintir negara yang belum bergabung dengan konvensi tersebut harus melakukannya.

"Rusia dan Suriah harus kembali mematuhi Konvensi Senjata Kimia dan mengakui program-program mereka yang tidak dideklarasikan, yang telah digunakan untuk melakukan kekejaman dan serangan yang kurang ajar," kata Biden.

https://www.kompas.com/global/read/2023/07/08/062500270/biden-klaim-as-telah-hancurkan-semua-persediaan-senjata-kimia

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke