Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukti Baru Dugaan Penembakan Jurnalis Shireen Abu Akleh oleh Pasukan Israel Diajukan ke ICC

YERUSALEM, KOMPAS.com - Jaringan media Al Jazeera mengajukan tuntutan formal ke pengadilan pidana internasional (ICC) dengan bukti baru atas peran pasukan Israel (IDF) dalam pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh.

Jurnalis veteran Palestina-Amerika itu ditembak di kepala selama serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di pinggiran kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada Mei.

Saat itu, Shireen diketahui mengenakan helm dan jaket anti-peluru yang dengan jelas menunjukkan bahwa dia adalah anggota pers.

Beberapa penyelidikan oleh organisasi hak asasi manusia (HAM), serta outlet berita internasional dan PBB, menyimpulkan bahwa Abu Akleh (51 tahun), ditembak oleh seorang tentara Israel.

Rekannya Ali al-Samoudi selamat setelah ditembak di bahu.

Beberapa penyelidikan menuduh bahwa reporter itu sengaja menjadi sasaran Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Tidak ada militan Palestina di tempat kejadian yang masuk dalam target jangkauan tembakan.

Setelah mengubah pendiriannya beberapa kali, Israel sekarang mengatakan ada "kemungkinan besar" bahwa Abu Akleh dibunuh oleh seorang tentara IDF selama baku tembak.

Akan tetapi, pemerintah “Negeri Zionis itu” menilai penembakan tersebut tidak disengaja dan oleh karena itu tidak memerlukan penyelidikan kriminal.

Penyerahan bukti video baru pada Selasa (6/12/2022) ke Den Haag, beberapa di antaranya juga ditayangkan dalam film dokumenter Al Jazeera baru, yang secara rinci melaporkan tentang peristiwa di pagi hari kematian Abu Akleh.

Pengajuan formal penuntutan menunjukkan “Shireen dan rekan-rekannya ditembaki langsung oleh (IDF)”, kata Al Jazeera dalam sebuah pernyataan.

Menurut media tempat Shireen bekerja itu, bukti baru juga “mengonfirmasi, tanpa keraguan, bahwa tidak ada penembakan di area tempat Shireen berada, selain dari (IDF) yang menembak langsung ke arahnya.”

Jaringan media milik Qatar tersebut mengklaim "pembunuhan Abu Akleh yang disengaja" adalah "bagian dari kampanye yang lebih luas untuk menargetkan dan membungkam Al Jazeera."

Perusahaan itu merujuk pada pemboman kantor outlet berita di Kota Gaza selama perang tahun lalu antara Israel dan kelompok Hamas Palestina.

Tuntutan Al Jazeera didasarkan pada pengaduan resmi pada September ke ICC yang diajukan oleh keluarga Abu Akleh.

Pada April, koalisi yang terdiri dari Federasi Jurnalis Internasional, Sindikat Pers Palestina, dan pengacara hak asasi manusia terkemuka mengajukan banding awal ke ICC atas dugaan penargetan sistematis jurnalis Palestina.

Abu Akleh terbunuh beberapa hari kemudian, dan Al Jazeera mengajukan kasusnya sendiri meminta pengadilan untuk menyelidiki kematiannya pada akhir Mei.

ICC memutuskan pada 2021 bahwa mereka memiliki mandat untuk menyelidiki kekerasan dan kejahatan perang di wilayah pendudukan Palestina, meskipun Israel bukan anggota pengadilan dan tidak mengakui otoritasnya.

Pengajuan bukti baru pada Selasa (6/12/2022) dari Al Jazeera meminta agar pembunuhan Abu Akleh dimasukkan dalam penyelidikan yang lebih luas.

Amerika Serikat (AS), yang bukan merupakan pihak ICC, mengatakan menentang Al Jazeera membawa kasus ini ke pengadilan ini, dan kembali mengungkap keberatannya atas penyelidikan yang melibatkan Israel.

“ICC harus fokus pada misi intinya, dan misi intinya adalah melayani sebagai pengadilan terakhir dalam menghukum dan mencegah kejahatan kekejaman,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dilansir dari Guardian.

Pemerintahan Biden umumnya mendukung versi peristiwa Israel, dan menolak penyelidikan independen AS atas pembunuhan seorang warga negara Amerika.

Namun, tekanan dari anggota Kongres memaksanya bulan lalu untuk menyetujui penyelidikan FBI. Israel mengatakan tidak akan bekerja sama dengan FBI.

“Tidak ada yang akan menyelidiki tentara IDF dan tidak ada yang akan memberi tahu kami tentang moral dalam peperangan, tentu saja bukan Al Jazeera,” kata Perdana Menteri Israel Yair Lapid, dalam sebuah pernyataan sebagai tanggapan atas banding ICC pada Selasa (6/12/2022).

https://www.kompas.com/global/read/2022/12/08/105232670/bukti-baru-dugaan-penembakan-jurnalis-shireen-abu-akleh-oleh-pasukan

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke