Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

J-20 Jet Tempur Siluman Mutakhir China Akhirnya Dipamerkan Setelah Lama Dirahasiakan

ZHUHAI, KOMPAS.com - Kekaguman penonton tercermin dari nafas mereka yang sekejap tertahan diikuti aksi sigap untuk mengambil kamera, ketika J-20 jet tempur siluman mutakhir China menderu melintasi langit Zhuhai, selatan negara itu.

Empat jet tempur siluman mutakhir China terbang serempak dalam formasi sempurna, dengan suara mesin yang memekakkan telinga.

Penampilan itu merupakan pertunjukkan udara mencolok yang seolah sengaja dirancang untuk menarik perhatian.

Jet-jet ini, yang sebelumnya diselimuti kerahasiaan, kini ditampilkan kepada publik China dan dunia untuk melihatnya.

Mereka bisa dibilang menjadi bintang utama di National Airshow China yang diselenggarakan di Zhuhai di China selatan minggu ini, menurut laporan Sky News pada Selasa (8/11/2022).

Acara ini merupakan pameran untuk semua armada penerbangan “Negeri Tirai Bambu”, dari yang lebih mendasar hingga yang siap tempur.

Selain peserta pameran dari seluruh industri, ada tampilan dari tim aerobatik China, demonstrasi drone berteknologi tinggi dan terbang lintas dari jet penumpang buatan dalam negeri pertama di negara itu.

Pertunjukkan ini menjadi peristiwa yang sangat militeristik mengingat penyelenggaraannya yang dilakukan ketika dunia semakin takut akan apa yang bisa dilakukan oleh militer China.

Di antara kerumunan yang hadir adalah Yue Gang, seorang pensiunan kolonel yang mengabdi selama lebih dari 20 tahun di angkatan bersenjata China.

Dia merangkum sentimen banyak orang di sini, salah satunya soal kebanggaan tentang bagaimana militer negaranya telah berkembang dan keyakinan mereka pada apa yang dapat dicapai dengan kekuatan itu.

"China menunjukkan kepada dunia bahwa ini adalah negara yang sangat kuat," katanya.

“Artinya kita tidak hanya bisa mempertahankan wilayah nasional kita tetapi juga membela kepentingan nasional kita di luar negara kita, karena kepentingan nasional China meluas ke dunia luar.”

Sky News mewartakan bahwa banyak juga yang khawatir "kepentingan" itu termasuk China yang berpotensi mencoba mengambil alih Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang dianggap miliknya. Melakukan hal itu adalah impian lama Presiden Xi Jinping.

Menteri perdagangan Inggris Greg Hands adalah salah satu yang menyorot hal tersebut minggu ini dalam lawatannya ke Taiwan. Dia menjadi menteri Inggris pertama yang melakukan kunjungan tersebut sejak pandemi.

Dia mengaku menggunakan kesempatan itu untuk menekankan masalah perdagangan.

Akan tetapi, bagi Beijing setiap kunjungan asing yang mengisyaratkan otonomi Taiwan dipandang sebagai sangat provokatif. Dan tampaknya gerakan Inggris langsung ditanggapi oleh Beijing.

Pada Selasa (8/101/1011), China mengirim lebih banyak jet tempur ke Taiwan daripada kapan pun sejak musim panas: 31 melintasi "garis tengah" - perbatasan maritim tidak resmi.

Ketegangan China Taiwan saat ini adalah yang tertinggi selama beberapa waktu.

Armada jet yang digunakan dalam penerbangan ini dipamerkan di Zhuhai. Sebuah kesempatan yang langka untuk bisa melihat mereka sedekat itu, mendapat izin untuk melakukannya mungkin juga menyimpan pesan tersendiri.

Apakah China benar-benar akan melakukan invasi seperti itu adalah hal yang tidak pasti, tetapi ada banyak petunjuk di pertunjukan udara militer tersebut melihat dari kesiapannya.

Pertunjukkan militer itu juga menampilkan kendaraan amfibi generasi baru dengan simulasi bagaimana invasi ke pulau pegunungan yang tidak disebutkan namanya bisa dilakukan.

Menurut Helen-Ann Smith koresponden Sky News yang melihat hal itu, pesan yang ingin disampaikan China terasa sangat jelas: “mereka adalah militer yang dimodernisasi dan bertransformasi, yang mampu berperang di tingkat internasional jika perlu.”

https://www.kompas.com/global/read/2022/11/09/120200570/j-20-jet-tempur-siluman-mutakhir-china-akhirnya-dipamerkan-setelah-lama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke