Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rusia Lempar Tuduhan Baru ke Ukraina Terkait Pembunuhan Putri dari “Otak Putin”

MOSKWA, KOMPAS.com - Layanan keamanan Rusia (FSB) menuduh tanpa bukti bahwa ada warga Ukraina kedua, yang mempersiapkan bom mobil yang meledak bulan ini di Moskwa dan menewaskan putri seorang ideolog ultranasionalis Rusia yang disebut “otak Putin”.

FSB sebelumnya mengklaim intelijen Ukraina merencanakan pembunuhan Darya Dugina, cendekiawan pro-perang, yang tewas ketika sebuah bom meledakan Toyota Land Cruiser yang dikendarainya dekat Moskwa setelah festival konservatif.

Ukraina dengan keras membantah ada hubungan dengan pembunuhan itu.

Juru bicara pemerintah Kyiv mengatakan bahwa "kami bukan negara kriminal, tidak seperti Rusia, dan jelas bukan negara teroris".

Dugina adalah putri dari filsuf politik Alexander Dugin, pemikir radikal dalam kebijakan luar negeri Rusia, yang menyerukan konflik dengan barat dan mengatakan kepada Rusia bahwa mereka harus "membunuh, membunuh, membunuh" Ukraina menurut laporan Guardian.

Pada Senin (29/8/2022), Rusia menuduh bahwa seorang anggota "kelompok sabotase dan teroris" Ukraina memperoleh dokumen palsu, dan membantu merakit bom mobil di sebuah garasi di Moskwa selatan.

Agensi tersebut merilis video dari orang yang dikatakan sebagai tersangka, tetapi tidak mempublikasikan bukti apa pun yang menunjukkan bahwa dia terlibat dalam pembunuhan itu.

Klaim agensi tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Guardian yang melaporkan ini.

Tuduhan terhadap Ukraina, serta pemakaman massal yang diliput di televisi pemerintah dan dihadiri oleh sejumlah pejabat Rusia, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pembunuhan itu dapat digunakan sebagai pembenaran untuk gelombang kekerasan terhadap politisi Ukraina.

Vladimir Putin, yang tidak diketahui pernah bertemu Dugin, menghadiahkan putri filsuf itu medali anumerta untuk keberanian dan menyebut pemboman itu sebagai "kejahatan keji dan kejam".

Kematian seorang cendekiawan terkemuka di dekat ibu kota mendorong beberapa tokoh pro-Kremlin untuk memperingatkan akan ada pembunuhan lain di masa depan.

Margarita Simonyan, kepala RT yang didanai negara, mendukung seruan untuk mengebom “pusat pengambilan keputusan” Ukraina, sebagai pembalasan atas kematian Dugina.

Dalam dua hari setelah pengeboman, Rusia menuduh seorang wanita warga negara Ukraina mengemudi ke Rusia dengan Mini Cooper bersama putrinya yang berusia 12 tahun, dan mengawasi Dugina sampai sesaat sebelum pengeboman.

Wanita itu kemudian melintasi perbatasan dari Rusia ke Estonia, kata pemerintah.

Pada Senin (29/8/2022), FSB merilis rekaman kamera keamanan yang katanya menunjukkan wanita di perkebunan Zakharovo di luar Moskwa, tempat festival yang sebelumnya dihadiri Dugina berlangsung.

Wajah wanita itu tidak terlihat jelas dalam rekaman itu. FSB menuduh dia berjalan dekat Toyota Land Cruiser yang kemudian dikendarai oleh Dugina.

Agensi itu, sekali lagi tanpa bukti langsung, mengklaim wanita itu membuntuti Dugina setelah dia meninggalkan festival dan memicu bom yang membunuhnya. Ini adalah pertama kalinya wanita itu dituduh memicu perangkat peledak.

Pemerintah Rusia menyebut pemboman itu direncanakan dan "menyerupai pembunuhan bayaran".

Adapun pada Rabu (24/8/2022) Tentara Republik Nasional (NRA), sebuah kelompok oposisi Kremlin, mengklaim membunuh putri seorang aktivis politik yang disebut “otak Putin” karena perannya dalam mempengaruhi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Daily Mail mewartakan Tentara Republik Nasional menggunakan akunnya di platform media sosial Telegram untuk mengaku bertanggung jawab atas kematian Darya Dugina (29 tahun), yang tewas dalam bom mobil di Moskwa.

“Betapa cepatnya penyelidikan! Semua ini diketahui sehari setelah pembunuhan itu. Pihak berwenang sangat takut pada partisan sehingga mereka siap untuk dongeng apa pun,” sindir NRA dalam pesannya di Telegram.

https://www.kompas.com/global/read/2022/08/30/193200370/rusia-lempar-tuduhan-baru-ke-ukraina-terkait-pembunuhan-putri-dari-otak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke