Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mantan Presiden Afghanistan Sebut Kesepakatan Trump dan Taliban adalah Bencana

ABU DHABI, KOMPAS.com - Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sepakat bahwa kesepakatan Trump dan Taliban, terkait penarikan pasukan AS dari Afghanistan adalah bencana.

Selama penampilannya dalam wawancara di "Fareed Zakaria GPS" CNN, Ghani mengatakan bahwa dia sudah kritis soal bagaimana pemerintah Afghanistan disingkirkan dari awal pembicaraan.

Ditanya apakah menurutnya kesepakatan Trump dengan Taliban adalah bencana?”, Ghani menjawab: “Memang”.

Mantan Presiden Afghanistan yang melarikan diri itu menambahkan bahwa dia yakin keterlibatan pemerintah Afghanistan dari proses perundingan itu “dibajak.”

“Kami dikeluarkan dari meja perdamaian, dan proses perdamaian sangat cacat. Asumsi bahwa Taliban telah berubah—adalah khayalan,” tambahnya dilansir dari The Hill pada Minggu (14/8/2022).

“Prosesnya melanggar segala hal—dari Acheson dan Marshall hingga Kissinger dan Baker, mengenai persiapan, mengenai organisasi, kami tidak pernah berdiskusi. Itu semua permainan.”

Ghani juga mengatakan kepada Zakaria bahwa Trump awalnya mengatakan strategi Afghanistan dan Asia Selatannya akan menjadi pernyatakan kesepakatan.

“Perjanjian ini seharusnya bersyarat. Tapi tak satu pun dari syarat inti dicermati. Pemerintah, mitra kami, pemerintah AS menjadi penegak perjanjian Taliban atas kami, mengancam kami dengan penghentian bantuan, dengan segala bentuk tekanan yang mungkin untuk membebaskan 5.000 penjahat paling kejam, dan sebagainya,” Ghani memberi tahu Zakaria.

Pernyataan Ghani datang hampir satu tahun penarikan pasukan AS dari Afghanistan yang kacau, setelah eksekusi perjanjian oleh pemerintahan Joe Biden.

Penarikan pasukan menyebabkan Taliban mendapatkan kembali kendali penuh atas negara itu. Akibatnya, ribuan warga Afghanistan mati-matian melarikan diri dari negara itu karena ketakutan.

Kini negara itu memiliki tingkat pengangguran yang tinggi, lonjakan kerawanan pangan dan kemunduran bagi perempuan yang mencari pendidikan.

Pembelaan soal pelarian dirinya

Ghani, yang melarikan diri dari negaranya sendiri di tengah kekacauan, mengatakan kepada Zakaria bahwa dia berharap untuk kembali ke Afghanistan dalam waktu dekat.

“Saya ingin bisa membantu negara saya sembuh,” kata Ghani.

"Dan saya berharap dapat melakukan itu dari tempat di mana setiap sel tubuh saya berada dan tanpanya saya selalu merasa asing."

Ghani, yang adalah presiden Afghanistan dari 2014 hingga Taliban kembali berkuasa, juga membela keputusannya untuk melarikan diri dari Kabul saat para pemberontak mengepung ibu kota.

Dia telah dikritik habis-habisan karena pergi. Tetapi kepada CNN dia mengklaim bahwa menteri pertahanannya mengatakan kota itu tidak bisa lagi dipertahankan.

"Alasan saya pergi adalah karena saya tidak ingin memberikan kesenangan kepada Taliban dan pendukung mereka untuk sekali lagi mempermalukan seorang presiden Afghanistan," kata Ghani, merujuk pada mantan presiden Mohammad Najibullah, yang menjabat dari 1986 hingga 1992.

Pemimpin era komunis itu ditangkap, disiksa dan dibunuh oleh Taliban ketika mereka merebut Kabul pada 1996.

"Saya tidak pernah takut," tegas Ghani. "Aku yang terakhir pergi."

Pria berusia 73 tahun itu juga mengatakan bahwa lingkungan sekitarnya di Arg, istana kepresidenan Afghanistan, menjadi tidak aman.

Dia menuduh bahwa salah satu juru masak di kediamannya telah ditawari 100.000 dollar AS (Rp 1,4 miliar) untuk meracuninya.

Tetapi sementara Ghani, yang sekarang tinggal di pengasingan di Uni Emirat Arab, menyerang kurangnya dukungan Barat untuk pemerintahnya, dia menolak mengatakan apakah dia merasa "dikhianati" oleh AS.

"Saya tidak menggunakan kata-kata seperti itu," katanya sebagaimana dilansir BBC.

"Saya tidak memiliki kemewahan untuk terlibat dalam menyalahkan atau membahas pengkhianatan. Negara adidaya, kekuatan besar, memutuskan berdasarkan kepentingan nasional mereka. Yang saya harap adalah mereka telah mempertimbangkan implikasinya."

Ghani juga kembali membantah tuduhan bahwa ia melarikan diri dengan 5 dollar AS (Rp 73,6 miliar) yang dijarah dari istana presiden, dan puluhan juta lebih dari lemari besi di Direktorat Keamanan Nasional.

"Ini adalah bagian dari kampanye disinformasi," katanya. "Mereka telah menyelidiki dan tidak menemukan apa pun."

Pekan lalu, sebuah laporan kongres AS menyimpulkan bahwa sangat tidak mungkin Ghani dan stafnya mengangkut sejumlah besar uang tunai dengan helikopter pelarian selama evakuasi hiruk pikuk Kabul.

https://www.kompas.com/global/read/2022/08/15/153100770/mantan-presiden-afghanistan-sebut-kesepakatan-trump-dan-taliban-adalah

Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke