DONETSK, KOMPAS.com - Setelah menguasai wilayah Luhanks, Rusia beralih menyerang wilayah Donetsk, Ukraina timur.
Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko telah mendesak lebih dari 350.000 penduduk di kawasan itu untuk mengungsi atau melarikan diri dari serangan pengeboman Rusia yang meningkat.
Ketika pasukan Rusia menggempur sasaran di Ukraina timur pada Selasa (5/7/2022), dia meminta warga sipil untuk mengungsi dari wilayah Donetsk untuk menyelamatkan nyawa sendiri.
Selain itu, hal itu diperlukan untuk memungkinkan tentara Ukraina mempertahankan kota-kota dari serangan Rusia.
Seruan gubernur agar orang-orang di Donetsk meninggalkan provinsi itu tampaknya mewakili salah satu evakuasi terbesar yang pernah disarankan selama perang Rusia-Ukraina.
"Nasib seluruh negara akan ditentukan oleh wilayah Donetsk," kata Kyrylenko, Selasa.
“Begitu ada lebih sedikit orang, kami akan dapat lebih berkonsentrasi pada musuh kami dan melakukan tugas utama kami,” tambah dia, dikutip dari Al Jazeera.
Gubernur Donetsk mengatakan bahwa "target nomor satu" Rusia saat ini adalah Kota Sloviansk dan Kramatorsk, sebagian karena infrastruktur penting di kota-kota tersebut, seperti pusat penyaringan air.
Kryrylenko menambahkan bahwa ketika serangan rudal dan artileri Rusia di daerah pemukiman meningkat, lebih banyak orang perlu pergi.
Dia menggambarkan penembakan sebagai sesuati yang sangat kacau dan tanpa target khusus, hanya untuk menghancurkan infrastruktur sipil dan daerah pemukiman.
Seruan untuk evakuasi massal ini terjadi berselang satu hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kemenangan di provinsi Luhansk setelah berbulan-bulan perang yang melelahkan untuk menguasai kota Severodonetsk dan Lysychansk, di mana kedua belah pihak kehilangan banyak anggota layanan.
Donetsk dan Luhansk bersama-sama membentuk Donbass, bagian timur industri Ukraina yang telah menyaksikan pertempuran paling signifikan di Eropa selama beberapa generasi.
Rusia sendiri telah mengatakan ingin menguasai seluruh wilayah Donbass.
Kota Sloviansk dan Kramatorsk
Setelah pasukan Rusia pada Minggu (3/7/2022) menguasai Lysychansk sebagai benteng terakhir perlawanan Ukraina di Luhansk, para pejabat Ukraina mengatakan mereka sekarang mengharapkan Moskwa untuk memfokuskan upayanya terutama di kota-kota Sloviansk dan Kramatorsk di Donetsk.
Pasukan Rusia dilaporkan telah menyerang pasar dan daerah pemukiman di Sloviansk pada Selasa (5/7/2022), menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai tujuh orang.
Sebelumnya, Kyrylenko mengatakan Sloviansk dan Kramatorsk di dekatnya mengalami serangan berat semalam.
“Rusia sekali lagi dengan sengaja menargetkan area di mana warga sipil berkumpul. Ini benar-benar terorisme. Tidak ada tempat yang aman tanpa penembakan di wilayah Donetsk,” tulis Kyrylenko dalam sebuah posting Facebook.
Putin sendiri telah mengatakan kepada pasukan yang terlibat dalam penguassan Luhansk untuk beristirahat dan memulihkan kesiapan militer mereka, sementara unit-unit di bagian lain Ukraina terus berperang.
Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Oleksiy Arestovych, mengatakan penaklukan Rusia atas Lysychansk dan Severodonetsk telah memakan biaya manusia dan keuangan yang besar bagi Moskwa dan telah memakan waktu 90 hari.
"Ini adalah kemenangan terakhir bagi Rusia di wilayah Ukraina," kata Arestovych dalam sebuah video yang diposting online.
https://www.kompas.com/global/read/2022/07/06/112900770/serangan-rusia-meningkat-350.000-warga-donetsk-didesak-mengungsi