Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Paus Fransiskus: Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Jadi karena Provokasi NATO

PAUS Fransiskus menyebut invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 harus dilihat juga dari kemungkinan provokasi NATO. Paus berpendapat, situasi perang yang tampak pada saat ini tidak bisa dilihat hanya dari permukaan.

Bagi Paus Fransiskus, perang di Ukraina juga adalah bagian dari potongan-potongan Perang Dunia III, yang sudah terjadi. Industri senjata ditengarai punya kemungkinan berperan pula di balik invasi ini.

"Bahayanya adalah kita hanya melihat (keganasan perang Ukraina) ini, yang mengerikan, dan kita tidak melihat keseluruhan drama yang terjadi di balik perang ini, yang mungkin dalam beberapa cara diprovokasi atau tidak dicegah," ujar Paus, seperti dikutip AFP dari jurnal Lacivilta Cattolica, Selasa (14/6/2022).

Dalam percakapan yang diunggah di jurnal Jesuit Lacivilta Cattolica pada Selasa, Paus menyatakan tidak ada orang baik dan jahat secara metafisik dalam perang di Ukraina ini.

Putin, kata dia, tidak bisa digambarkan sebagai serigala dalam perang tersebut. Sebaliknya, lanjut Paus, pasukan NATO pun tak bisa disebut sebagai Si Tudung Merah (The little red riding hood).

Kisah Tudung Merah adalah dongeng asal Perancis. Dalam cerita yang menjadi analogi Paus itu, serigala adalah tokoh jahat. 

Ditulis oleh Charles Perrault pada 1697, dongeng Tudung Merah berkembang menjadi banyak versi, termasuk Grimm bersaudara yang punya akhir cerita berbeda. 

Paus telah berulang kali mengutuk perang di Ukraina tetapi juga menuai kritik karena dianggap gagal secara eksplisit menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Tidak ada orang baik dan orang jahat metafisik di sini, dalam arti abstrak," kata dia dalam percakapan dengan editor Lacivilta Cattolica sebulan lalu itu. 

"Sesuatu yang global sedang muncul, dengan elemen-elemen yang sangat terkait."

Komentar Paus Fransiskus soal Ukraina ini merupakan jawaban atas pertanyaan editor La Civilta Cattolica tentang cara mengomunikasikan situasi di Ukraina dan kontribusi yang bisa dilakukan. 

Paus menjawab pertanyaan itu dengan langsung menyatakan bahwa situasi ini tak bisa merujuk pada pola normal ala dongeng Si Tudung Merah tadi, dengan serigala adalah orang jahat dan bocah perempuan bertudung merah sebagai orang baik. 

Lalu, Paus pun bertutur tentang pertemuannya dengan seorang kepala negara, beberapa bulan sebelum Rusia mengivansi Ukraina. Tanpa menyebutkan nama dan negara, Paus menyebut kepala negara itu sebagai orang bijak, yang berbicara sangat sedikit, dan sangat bijaksana. 

Dalam pertemuan tersebut, lanjut Paus, kepala negara itu menyatakan keprihatinannya tentang pergerakan NATO. Paus lalu menanyakan alasan keprihatinan tersebut.

“Mereka menggonggong di gerbang Rusia. Mereka tidak mengerti bahwa Rusia adalah imperialis dan tidak akan membiarkan kekuatan asing mendekati mereka,” tutur Paus, menyitir jawaban kepala negara itu.

Menurut Paus, kepala negara itu pun menyebut situasi saat pembicaraan tersebut terjadi telah mengarah kepada perang.

"Kepala negara itu bisa membaca tanda-tanda apa yang sedang terjadi," kata Paus dalam publikasi La Civilta Cattolica.

Paus Fransiskus pun membantah bila ada yang menuduhnya mendukung Putin. 

"Seseorang mungkin mengatakan kepada saya pada saat ini (bahwa) Anda pro-Putin! Tidak, saya bukan (pendukung Putin). Terlalu menyederhanakan dan salah untuk mengatakan hal seperti itu," katanya.

Paus lalu menjelaskan bahwa sikap yang dia ambil adalah menentang simplifikasi kompleksitas situasi perang Ukraina.

"Saya hanya menentang pengecilan kompleksitas (situasi di Ukraina) menjadi (sekadar) perbedaan antara orang baik dan orang jahat, tanpa pertimbangan tentang akar dan kepentingan, yang sangat kompleks."

Paus juga menyebutkan kemungkinan kepentingan industri senjata terlibat pula di balik situasi di Ukraina pada saat ini.

"(Yaitu) minat dalam menguji dan menjual senjata. Sangat menyedihkan, tetapi pada akhirnya itulah yang dipertaruhkan."

Potongan Perang Dunia III 

Masih dari percakapan yang sama, Paus menengarai bahwa saat ini sejatinya Perang Dunia III telah terjadi. Bedanya dengan dua Perang Dunia sebelum ini adalah letupan perang terjadi di tempat-tempat terpisah jauh dan seolah punya sebab sendiri-sendiri.

"Kita melihat apa yang terjadi di Ukraina karena (lokasinya) lebih dekat dengan kita dan lebih menyentuh kepekaan kita. Namun, ada negara lain (yang juga dilanda perang) yang (lokasinya) jauh... dan tidak ada yang peduli," ujar Paus.

Paus Fransiskus menyebutkan perang-perang di Nigeria, Kongo, Rwanda, dan Myanmar sebagai contoh perang yang tampak tak terlalu dipedulikan dunia. 

"Beberapa tahun lalu terpikir oleh saya untuk mengatakan bahwa kita sedang menjalani Perang Dunia III, sepotong demi sepotonga. Bagi saya, hari ini, Perang Dunia III telah dideklarasikan," tutur Paus. 

Menurut Paus, sekarang adalah waktu bagi kita semua untuk mengambil jeda, untuk berpikir.

"Apa yang terjadi pada umat manusia sehingga kita menjalani tiga perang dunia dalam satu abad?" cetus Paus Fransiskus. 

Paus Fransiskus pun lalu menyinggung peringatan 75 tahun pendaratan Normandia, yang digelar tiga tahun lalu. Pendaratan pada 6 Juni 1944 tersebut menandai awal dari kekalahan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

"Banyak kepala negara dan pemerintahan merayakan keberhasilan (pendaratan itu). Tidak ada yang ingat tentang puluhan ribu pemuda yang meninggal di pantai dalam pendaratan itu," kecam Paus.

Paus menuturkan itu sembari menceritakan momen-momennya menyambangi pekuburan-pekuburan korban perang dunia, yang kebanyakan adalah prajurit-prajurit berusia muda. Juga, pertemuannya dengan para perempuan dari berbagai usia di Slovakia, dengan kehadiran jauh lebih sedikit lelaki dewasa di antara mereka. 

"Perang telah merenggut suami-suami mereka," kata Paus Fransiskus.

Kepada para editor La Civilta Cattolica, Paus Fransiskus meminta mereka untuk membahas sisi kemanusiaan dari perang, tak sekadar perhitungan geopolitik dan hal-hal lain terkait teknis perang.

"Saya ingin Anda menunjukkan drama perang manusia... Drama manusia dalam perang, kuburan-kuburan (prajurit muda) itu.. drama perempuan yang membukakan pintu untuk tukang pos dengan surat ucapan terima kasih karena dia telah memberikan putranya untuk negara...."

Dalam hal perang Ukraina, Paus Fransiskus menyebut orang-orang Ukraina sebagai pemberani, dengan sejarah panjang perlawanan terhadap perbudakan dan pendudukan.

Sejarah, kata Paus, seolah telah membentuk Ukraina sebagai negara yang heroik, dengan gabungan kisah kepahlawanan dan kelembutan hati orang-orangnya pada saat bersamaan.

"Kemanusiaan yang hebat, kelembutan yang luar biasa. Wanita pemberani. Orang-orang yang berani. Orang yang tidak takut berperang. Orang-orang pekerja keras dan pada saat yang sama bangga dengan tanah mereka," ungkap Paus.

Paus pun menyatakan bahwa perang Ukraina pada hari-hari ini adalah situasi perang dunia, dengan kepentingan global bermain—termasuk penjualan senjata dan penguasaan geopolitik—, yang membunuh orang-orang heroik. 

Hingga Selasa (14/6/2022), perang di Ukraina telah melewati hari ke-110. Mikhail Kasyanov yang pernah menjadi perdana menteri Putin memperkirakan perang ini bisa berlangsung hingga dua tahun. 

Menjadi perdana menteri pertama Putin, Kasyanov dipecat pada 2004 dan kini menjadi salah satu pengritik utama Kremlin. Dalam hal perang kali ini, Kasyanov berkeyakinan Ukraina harus memenangi perang ini. 

Kasyanov juga tidak sependapat dengan usul Presiden Perancis, Emmanuel Macron, yang menyarankan Ukraina menyerahkan wilayahnya untuk mengakhiri perang sekaligus demi tidak mempermalukan Putin. 

"(Usul) ini salah dan berharap Barat tidak akan menempuh jalan itu," ujar Kasyanov tentang usul Macron. 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

https://www.kompas.com/global/read/2022/06/14/225317470/paus-fransiskus-invasi-rusia-ke-ukraina-bisa-jadi-karena-provokasi-nato

Terkini Lainnya

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke