Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Gelar Kunjungan Misi Perdagangan “Clean EDGE” ke Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada hari ini, Senin (6/6/2022), Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) memimpin delegasi perwakilan bisnis AS yang akan menjajaki peluang dan kolaborasi baru di pasar Indonesia, sebagai bagian dari Misi Pengembangan Bisnis “Clean EDGE Asia".

Ini merupakan kunjungan pertama misi perdagangan pemerintah AS ke kawasan Asia, setelah penandatanganan bersejarah Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity atau IPEF) oleh Presiden Joe Biden, Presiden Jokowi, dan pemimpin lainnya di kawasan.

IPEF terdiri dari AS, Indonesia, dan 13 negara mitra lainnya.

Misi ini memiliki tujuan untuk mendukung dan mempercepat transisi energi bersih di Asia dengan menggunakan keahlian dan sumber daya sektor publik dan swasta AS.

Hal itu dilakukan dengan menghimpun perusahaan-perusahaan ternama AS di bidang energi terbarukan yang bergerak dalam pengembangan energi surya, tenaga angin, biomassa, dan bentuk-bentuk energi terbarukan lainnya.

Mereka kemudian dipertemukan dengan mitra-mitra Indonesia dari sektor energi dan para pengambil keputusan di pemerintahan.

Wakil Asisten Menteri untuk Asia Pamela Phan memimpin misi untuk Departemen Perdagangan AS didampingi oleh Direktur Badan Pembangunan dan Perdagangan AS (U.S. Trade and Development Agency) Enoh T. Ebong, serta perwakilan Export-Import Bank of the United States.

Delegasi AS termasuk 12 perusahaan industri terkemuka sub-sektor energi terbarukan dan bahan bakar, penyimpanan energi, hidrogen, jaringan kelistrikan berteknologi canggih atau smart grid, nuklir, dan gas alam cair (LNG).

Di antaranya, yakni Bechtel (Texas), Bloom Energy (California), Cheniere Energy (Texas), Ecoplexus (California), FuelCell Energy (California), Itron (Washington), Marquis Energy Global (Illinois), NuScale Power (Oregon), Sempra Energy (California), U.S. Grains Council (Washington, D.C.), UPC Renewables (Florida), dan Westinghouse Electric Company (Pennsylvania).

Secara kolektif, perusahaan-perusahaan ini diyakini berpotensi meningkatkan investasi asing dalam sektor ketenagalistrikan Indonesia secara tajam.

“Misi Clean EDGE Asia memberikan peluang tepat waktu untuk menyingsingkan lengan baju kita dan mendiskusikan kemitraan perdagangan yang makin berkembang antara AS dan Indonesia di bawah IPEF,” ujar Juru Bicara Kedutaan Besar AS di Jakarta Michael Quinlan, dalam keterangan tertulis dari Kedutaan Besar & Konsulat AS di Indonesia yang diterima Kompas.com.

Untuk memperdalam peran serta ekonomi AS di kawasan, pilar “Ekonomi Bersih” IPEF pertama kali mengupayakan komitmen berstandar tinggi di bidang energi bersih, dekarbonisasi, dan infrastruktur, serta mengejar target-target ambisius dalam mengatasi krisis iklim.

Pilar “Ekonomi yang Terhubung” IPEF akan mengembangkan aturan main berstandar tinggi dalam ekonomi digital, serta standar ketenagakerjaan dan lingkungan kerja yang kuat serta ketentuan-ketentuan akuntabilitas korporasi yang mendorong perlombaan menuju puncak bagi para pekerja melalui perdagangan.

Disampaikan bahwa, AS kini merupakan investor asing terbesar keempat di Indonesia, meningkat menjadi empat posisi terbesar dari tahun sebelumnya.

“Perusahaan-perusahaan Amerika menawarkan keunggulan dan nilai-nilai perusahaan AS kepada pasar Indonesia,” ujar Atase Perdagangan AS Paul Taylor.

“Manfaat ekonomi bagi mitra-mitra kami di kawasan akan datang melalui kerangka kerja investasi dan perdagangan, yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip bersama kita akan kesetaraan, pasar bebas, kemakmuran inklusif, ketahanan dan keamanan bersama,” tambah dia.

Perdagangan barang dua arah antara AS dan Indonesia tahun lalu meningkat lebih dari 30 persen, menjadi 36 miliar dolar.

Untuk Indonesia, AS merupakan pasar ekspor terbesar kedua, dan Indonesia mengalami surplus perdagangan tahunan yang besar dengan AS.

Impor AS dari Indonesia mencakup sebagian besar produk bernilai tambah, menciptakan dampak ekonomi yang luas dan positif di Indonesia.

Produk-produk ini, antara lain tekstil dan alas kaki (26,6 persen), produk pertanian (20,3 persen), dan mesin serta peralatan mekanik (14,7 persen).

Amerika Serikat memiliki biaya tarif rata-rata tertimbang rendah—1,52 persen pada 2020.

Separuh barang industri (non-pertanian) masuk ke AS dengan bebas bea.

IPEF merupakan kerangka ekonomi abad ke-21 yang dirancang untuk mengatasi tantangan ekonomi abad ke-21, mulai dari menetapkan aturan untuk ekonomi digital hingga memastikan rantai pasokan yang aman dan tangguh hingga mengelola transisi energi hingga berinvestasi dalam infrastruktur modern yang berkualitas.

IPEF mencerminkan keragaman kawasan Indo-Pasifik secara menyeluruh, dengan anggota-anggota dari Asia Timur Laut dan Tenggara, Asia Selatan, Oseania, dan Kepulauan Pasifik.

https://www.kompas.com/global/read/2022/06/06/142900870/as-gelar-kunjungan-misi-perdagangan-clean-edge-ke-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke