Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengintip Suasana Ramadhan di Singapura dengan Covid-19 yang Endemik

SINGAPURA, KOMPAS.com – Setelah dua tahun hampir tidak merasakan suasana bulan suci Ramadhan karena pandemi Covid-19, Singapura kembali ramai dengan pernak-pernik khas puasa, khususnya di distrik Geylang Serai.

Warga negeri “Singa” Muslim dan non-Muslim terlihat ramai memadati distrik di Singapura Timur itu ketika Kompas.com mengunjungi lokasi pada Jumat (15/04/2022) malam.

Normalisasi kehidupan sehari-hari Singapura berdampingan dengan Covid-19 yang endemik telah berlangsung selama hampir tiga pekan sejak 29 Maret 2022.

Warga yang tidak diwajibkan lagi memakai masker di ruangan terbuka terlihat santai dan lepas.

Wajah cerah dibalut dengan senyum dan tawa terlihat memancar dari warga yang berseliweran.

Tidak sedikit yang memilih berbuka bersama anggota keluarganya di jalanan, bangku, dan sudut-sudut kosong di sejumlah gedung.

Sementara itu, ratusan pengunjung tampak berjubel mengantre menunggu memasuki atraksi utama, yaitu Bazaar Ramadhan Singapura 2022 di Wisma Geylang Serai yang telah berlangsung sejak 2 April.

Adapun bazar ditiadakan pada tahun 2020 dan 2021 karena gelombang pandemi Covid-19 yang ketika itu mengguncang Singapura.

Walau sudah new normal hidup bersama Covid-19, protokol kesehatan tetap diterapkan di lokasi bazar.

Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, bazar Ramadhan kali ini memiliki gerbang khusus masuk dan keluar untuk mengontrol kerumunan warga dan menjaga kapasitas daya tampung pengunjung.

Daya tampung lokasi bazar adalah sekitar 600 pengunjung. 

Antusias warga yang luar biasa membuat penyelenggara bazar memperluas zona bazar dari dua zona menjadi empat zona mulai 14 April lalu.

Tercatat total ada 70 kios yang bersebaran menjual berbagai jenis dagangan. Jumlah kios menurun jauh dari 800 kios dibandingkan dengan tahun sebelum Covid-19 mengguncang dunia, yaitu pada 2019.

Pesona “gado-gado” langsung terlihat ketika Kompas.com melihat apa saja yang dijual di kios-kios bazar.

Ada pedagang busana Muslim seperti baju koko, penjual sandal, dan pedagang karpet Persia yang menjuntaikan karpetnya selebar mungkin untuk menarik perhatian calon pembeli.

Pecinta kuliner dapat mencicipi segala macam makanan dari berbagai penjuru dunia seperti kebab Turki, burger termashyur Ramly dari Malaysia, hidangan bernuansakan India seperti Vadai (snack dari India Selatan), Paella yaitu nasi khas Spanyol, ayam percik, kue-kue kering hingga bubble tea.

Suasana yang sangat ramai sesak pengunjung menyerupai pasar malam di Indonesia.

Tercatat setelah dua minggu bulan suci Ramadhan, 100.000 pengunjung telah menginjakan kaki di bazar terbesar Ramadhan di negeri “Merlion".

Suasana kebersamaan juga kembali terasa setelah dua tahun dengan diizikannya warga Muslim melaksanakan shalat Tarawih di masjid.

Kapasitas daya tampung masjid Singapura sendiri telah dinaikan dari maksimal 50 persen menjadi 75 persen mulai 1 April.

https://www.kompas.com/global/read/2022/04/18/102900970/mengintip-suasana-ramadhan-di-singapura-dengan-covid-19-yang-endemik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke