Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan AS: Evolusi Varian Covid Mengkhawatirkan, Masa Depan Tidak Pasti

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) melihat masa depan yang tidak pasti, bahkan ketika anggota parlemennya menunda pembaruan dana untuk mengatasi pandemi, dan gelombang subvarian BA.2 mencapai puncaknya di Inggris dan mulai mereda di beberapa negara Eropa.

Subvarian Omicron sekarang merupakan sekitar 72 persen dari kasus Covid-19. AS sendiri belum melihat peningkatan kasus di seluruh negeri. Adapun rawat inap Covid sekarang berada di titik terendah pandemi.

Meski demikian, para ilmuwan memperingatkan minggu ini bahwa virus corona akan terus berkembang untuk menghindari kekebalan, dan bisa menyebabkan lonjakan di masa depan yang akan sulit diprediksi.

Evolusi cepat virus

Covid-19 telah berevolusi lebih cepat dari yang diperkirakan, dan "kita siaga akan banyak evolusi ke depannya," kata Trevor Bedford, profesor biostatistik di Fred Hutchinson Cancer Center, kepada panel penasihat FDA independen sebagaimana dilansir Guardian pada Sabtu (9/4/202).

“Virus-virus itu akan bekerja lebih baik dan akan menyebar secara lokal dan mungkin secara regional dan mungkin secara global.”

Perkembangan Covid-19 AS umumnya mengikuti lonjakan di Inggris tiga atau empat minggu kemudian, tetapi kasus yang dilaporkan tetap stabil di rata-rata sekitar 26.000 sehari.

Sementara itu kematian telah menurun secara signifikan dari puncak Omicron, dengan lebih dari 500 orang AS masih sekarat setiap hari.

“Saya pikir kita akan melihat beberapa kasus meningkat di beberapa tempat,” kata Benjamin Linas, profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Boston.

Di AS saja, diperkirakan setengah dari warganya mungkin telah terinfeksi Omicron dalam periode 10 minggu – “jumlah yang luar biasa”, kata Bedford.

Sebagai perbandingan, influenza biasanya menginfeksi 10-20 persen populasi dalam waktu sekitar 20 minggu.

Tetapi itu juga berarti bahwa sekitar setengah orang AS tidak terinfeksi pada gelombang Omicron pertama, yang berpotensi membuat mereka rentan terhadap gelombang lain sekarang.

Virus corona, saat melanda dunia dan menginfeksi jutaan orang, bermutasi dua hingga 10 kali lebih cepat daripada influenza biasanya, kata Bedford.

Kemungkinan varian masa depan masih akan muncul dari Omicron, bahkan mengatasi kekebalan dari kasus Omicron sebelumnya, tambahnya.

Tapi ada juga potensi munculnya varian baru dari strain sebelumnya, seperti Delta. Omicron tampaknya telah berevolusi dari versi virus yang jauh lebih awal pada musim panas 2020, sebelum meledak di seluruh dunia pada akhir 2021.

Masalah pengendoran aturan

Mencabut tindakan pencegahan mungkin akan menghasilkan peningkatan di masa mendatang, tulis Linas dan yang lainnya dalam sebuah penelitian yang diterbitkan awal bulan ini.

“Kita tidak berada dalam krisis seperti yang kami alami pada 2020, tetapi kita harus realistis bahwa kita juga belum sepenuhnya selesai dan mengakhirinya,” kata Linas.

Masalhnya sulit untuk menguraikan sejauh mana lonjakan di tempat lain terdorong oleh perubahan perilaku, peningkatan transmisibilitas BA.2, dan berkurangnya kekebalan, dan apakah faktor-faktor di AS dapat menekan gelombang semacam itu.

Saat pandemi berlangsung, perubahan pada cara kasus dilaporkan dan dihitung juga dapat mengaburkan gambaran.

Tes di rumah, yang sekarang banyak diizinkan di negara-negara barat, sering tidak dihitung dalam penghitungan resmi. Alhasil, semakin sulit untuk memahami seberapa luas infeksi.

Pemantauan air limbah dapat berguna untuk mengisi kekosongan, tetapi banyak tempat masih harus meningkatkan program semacam itu.

Perubahan definisi rawat inap dan kematian Covid juga dapat memperumit pelacakan pandemi.

Dukungan pemerintah melemah

Senin (4/4/2022), anggota parlemen AS mencapai kesepakatan sebesar 10 miliar dollar AS dalam pendanaan Covid, beberapa di antaranya telah berakhir.

Namun pada Kamis, beberapa senator mengkonfirmasi bahwa pemungutan suara tidak akan dilakukan sampai setelah liburan musim semi dua minggu mendatang.

Jumlah ini lebih rendah dari 15 miliar dollar AS, yang sebelumnya dipotong dari tagihan pengeluaran omnibus atau 22,5 miliar dollar AS yang diminta oleh Gedung Putih.

“Ini adalah masalah kesehatan global, dan jika kita terus memotong anggaran untuk vaksin di negara berkembang, kita akan mendapatkan Omicron berikutnya,” kata Linas.

“Karena kita memiliki kantong-kantong tempat virus berkembang biak, itu sudah memperpanjang epidemi setidaknya satu tahun – dan jika itu terus terjadi, kita akan mengejar ekor kita (akhir pandemi) tanpa batas (waktu).”

Sulit juga untuk memahami apakah Covid-19 pada akhirnya akan menjadi virus musiman, seperti influenza atau respiratory syncytial virus (RSV).

“Tidak jelas bagi saya bahwa itu sebenarnya terkait dengan bulan dalam setahun, atau jika itu hanya dikacaukan oleh virologi yang telah terjadi,” kata Linas.

Influenza, misalnya, adalah "sangat musiman, tetapi "Saya rasa kita belum mengetahuinya tentang Sars-CoV-2."

Satu pengobatan utama telah dihentikan di AS di tengah pertanyaan tentang kemanjurannya.

Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS) menarik otorisasi sotrovimab, antibodi monoklonal, karena penelitian mengungkapkan bahwa kemungkinannya kecil untuk efektif melawan Omicron.

Penelitian baru-baru ini juga menunjukkan bahwa pengobatan ini dapat menimbulkan resistensi – kekhawatiran utama dengan antibodi monoklonal dan antivirus lainnya.

Menurut Linas, vaksin dan perawatan membantu, tetapi itu tidak cukup untuk menghentikan pandemi sendiri, dan harus disertai dengan langkah-langkah seperti penyaringan udara dan masker selama masa penularan tinggi.

Lonjakan juga sangat tergantung pada perilaku manusia.

“Tidak ada epidemi virus di luar konteks cara orang berperilaku,” kata Linas.

“Akan menjadi kesalahan besar untuk membiarkan diri kita sendiri dan para pemimpin kita … Tindakan yang kita ambil atau tidak ambil sangat berarti.”

https://www.kompas.com/global/read/2022/04/10/153609670/ilmuwan-as-evolusi-varian-covid-mengkhawatirkan-masa-depan-tidak-pasti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke