Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rusia Akui Alami Kerugian Signifikan, Beri Sinyal Akhiri Operasi dalam Waktu Dekat

MOSKWA, KOMPAS.com - Juru bicara Vladimir Putin telah mengakui kehilangan signifikan pasukan Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai.

Dia mengatakan kepada Sky News pada Kamis (7/4/2022), bahwa kematian mereka adalah tragedi.

Dmitry Peskov, dalam wawancara siaran pertamanya dengan media Barat, juga menyampaikan bahwa Rusia berharap operasi militer di Ukraina akan mencapai tujuannya dalam beberapa hari mendatang.

Dia mengatakan kepada jurnalis Sky News bahwa, "kita hidup di hari-hari kepalsuan dan kebohongan".

Menurut dia, foto serta gambar satelit yang diverifikasi dari warga sipil yang tewas di jalan-jalan kota Ukraina adalah sangat palsu.

"Kami menyangkal militer Rusia memiliki kesamaan dengan kekejaman ini dan mayat-mayat diperlihatkan di jalan-jalan Bucha," katanya.

Dia mempertahankan seluruh situasi di Bucha, di mana foto-foto menunjukkan banyak warga sipil Ukraina yang terbunuh, adalah tuduhan yang dipentaskan dengan baik.

Diminta untuk mengungkapkan berapa banyak warga sipil yang tewas sejak perang dimulai pada 24 Februari, Peskov mengatakan dirinya tidak ingin menjawab karena jumlahnya tidak dikonfirmasi ganda.

Peskov terus bersikeras itu bukan perang tetapi operasi militer khusus yang diperlukan karena Ukraina telah menjadi pusat anti-Rusia sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Crimea.

Namun, dia mengakui, "Kami mengalami kerugian pasukan yang signifikan dan ini adalah tragedi besar bagi kami".

Dalam petunjuk pertama Kremlin ingin mengakhiri perang, dia berkata, "Militer kami melakukan yang terbaik untuk mengakhiri operasi itu".

"Dan kami berharap bahwa dalam beberapa hari mendatang, di masa mendatang, operasi ini akan mencapai tujuannya atau akan menyelesaikannya dengan negosiasi antara delegasi Rusia dan Ukraina," kata Peskov.

Tudingan ke NATO 

Kremlin telah khawatir tentang keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO selama bertahun-tahun, dan itu adalah salah satu alasan mengapa Rusia menyerbu.

Saat disinggung soal NATO sekarang lebih kuat, bukan malah lebih lemah karena invasi, Peskov membenarkan langkah invasi Rusia ke Ukraina.

"Kami harus menyeimbangkan kembali situasi dan kami harus mengambil langkah-langkah tambahan untuk memastikan keamanan kami sendiri karena kami sangat yakin bahwa NATO adalah mesin untuk konfrontasi, itu bukan aliansi damai," kata dia.

"Itu (NATO) dirancang untuk konfrontasi dan tujuan utama keberadaannya adalah untuk menghadapi negara kami," tambah Peskov.

Dia menambahkan bahwa jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, Rusia harus membuat sayap Barat lebih canggih dalam hal memastikan keamanan negara.

"Semuanya tentang saling menghalangi dan jika satu pihak, kami menganggap NATO sebagai satu pihak, menjadi lebih kuat dari yang lain, terutama dalam hal senjata nuklir, maka itu akan dianggap sebagai ancaman bagi seluruh arsitektur keamanan dan itu akan membawa kami untuk mengambil tindakan tambahan," katanya.

Kritik ke PM Inggris

Dalam kesempatan wawancara itu, Peskov juga melontarakan tuduhan Boris Johnson tidak konstruktif dalam kritiknya terhadap Rusia.

"Dia sangat keras dalam retorikanya tentang Rusia sejak awal operasi, dia agak tidak konstruktif dalam sikapnya," katanya.

"Kami belum pernah mendengar retorika serupa dari Boris Johnson dalam delapan tahun terakhir," ungkap Peskov.

Dia menyampaikan, ketika orang-orang dibunuh di Donbass oleh nasionalis Ukraina dan ketika mereka dibombardir berat atau ditembaki oleh artileri berat, Rusia tidak pernah mendengar sepatah kata pun dari Johnson.

Soal adanya dorongan internasional, termasuk datang dari PM Inggris, bahwa presiden Rusia Vladimir Putin akan muncul di pengadilan kejahatan perang, Peskov menyebut hal itu tidak mungkin terjadi.

"Kami tidak melihat kemungkinan untuk itu, kami tidak menganggapnya realistis," kata dia.

https://www.kompas.com/global/read/2022/04/08/082800170/rusia-akui-alami-kerugian-signifikan-beri-sinyal-akhiri-operasi-dalam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke